Top models.

9.3K 355 23
                                    

Pagi kembali datang, namun tidak secerah biasanya, langit sedikit mendung, mungkin sebentar lagi turun hujan

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

Pagi kembali datang, namun tidak secerah biasanya, langit sedikit mendung, mungkin sebentar lagi turun hujan.

Luna melenguh pelan, menggosok-gosok pelan matanya, tidurnya terbangun karena cahaya yang masuk dari celah jendela besar pada kamar Daniel.

Luna menoleh ke samping nya saat merasa tangan kekar Daniel masih memeluk erat tubuhnya. Wajahnya masih berada pada ceruk leher Luna. Dengan jarak sedekat ini Luna bahkan bisa merasakan deru nafas pria itu.

Luna memiringkan tubuhnya menghadap Daniel, setelah pembicaraan nya tadi malam, juga kejadian yang terjadi, ia semakin yakin pada perasaan nya. Bahwa ini bukan sekedar rasa kagum biasa tapi Luna menyukainya. Menyukai pria yang kini memeluknya erat saat tidur. Menyukai pria dengan tutur kata yang lembut saat bersamanya.

Luna juga bingung, bagaimana bisa rasa suka nya muncul secepat ini. Melihat Daniel menangis membuatnya ingin selalu melindungi Daniel, ingin selalu menemani juga menenangkan nya.

Luna tersenyum, ia masih setia menatap wajah tampan Daniel, tampan sekali. Sesekali merapikan rambut Daniel, menyentuh pelan wajah Daniel. Tangannya turun pada hidung Daniel.
"Kok mancung banget ya?"heran Luna lalu menyentuh hidungnya sendiri, rasanya hidungnya tak seindah hidung Daniel.

"Udah bangun ya sayang?"tanya Daniel serak, suaranya terdengar berat dengan mata yang perlahan terbuka membuat Luna yang tadinya begitu berani kini mendadak ciut. Ia langsung menunduk, tak berani menatap Daniel.

Daniel semakin menarik tubuh Luna kedalam pelukannya, "Gue masih ngantuk, tidur bentar lagi ya, nanti gue anterin kuliah."ucap Daniel lembut, sesekali mengelus pelan rambut Luna.

"Daniel."lirih Luna pelan, kepalanya mendongak, Daniel bilang jika ada sesuatu yang Luna ingin tau, Luna bisa menanyakan langsung dari pada salah paham dan memendamnya sendirian.

"Hm, kenapa sayang?"jawab Daniel dengan mata terpejam.

"Kenapa gue? Dari sekian banyak wanita cantik, kaya dan punya tubuh yang indah, kenapa harus gue? Kenapa..."ucapan Luna terhenti kala mendapatkan kecupan singkat pada bibirnya. Daniel seolah mengerti, wanita ini ragu, masih ragu padanya, dan tugasnya adalah meyakinkan wanita yang tengah khawatir ini.

"Gak ada alasan. Gue cuman mau lo, ya karena lo Luna, karena lo Luna Yovanka. Gue suka semuanya dari lo."jawab Daniel meyakinkan.

Merasa tak puas dengan jawaban Daniel, Luna berniat protes, "T-tapi Daniel..."keluh Luna.

"Sssttt."Daniel kembali membungkam Luna dengan sebuah ciuman.

"Gue cuman mau lo, gak ada alasan. Kalau lo protes, gue akan cium lo lagi."tegas Daniel membuat Luna langsung menyembunyikan wajahnya pada dada bidang Daniel.

Daniel tersenyum, ia mengusap-usap pelan kepala Luna.
"Gue gak tau kenapa lo Na, yang jelas gue ngerasa lo adalah dunia gue. Gue gak peduli ada berapa banyak wanita cantik dan wanita kaya di luaran sana. Bagi gue lo adalah wanita tercantik."jelas Daniel mengecup puncak kepala Luna.

DANIELUNA (ON GOING)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz