Fierce debate.

6.9K 342 84
                                    

Terdengar senandung kecil yang keluar dari mulut Luna sembari terus berjalan menuju ruangan Daniel, tentunya itu ruangannya juga kan? Meja kerjanya ada disana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Terdengar senandung kecil yang keluar dari mulut Luna sembari terus berjalan menuju ruangan Daniel, tentunya itu ruangannya juga kan? Meja kerjanya ada disana. Entahlah Daniel ada di dalam sana atau tidak. Ia tidak tahu kenapa, setelah berita hari ini viral tentang bantahan kencan itu membuat Luna merasa senang saja. Ia senang karena Daniel benar-benar membuktikan keseriusan pria itu padanya. Meskipun mengurangi keuntungan perusahaan, Daniel tetap nekat melakukan nya. Itulah yang membuat Daniel berbeda dari kebanyakan pria kaya lainnya.

Perlahan pintu ruangan Daniel yang memang tidak dikunci itu terbuka, masih dengan senyuman kecil yang menghiasi wajah cantik Luna hari ini. Namun, hanya sesaat, kini senyuman itu hilang digantikan dengan gemetar hebat di seluruh tubuhnya. Air mata yang luruh seketika, tubuh yang dipenuhi keringat dingin, tubuhnya merosot ke lantai karena kedua kakinya lemas dan tidak bisa menopang tubuhnya lagi, Luna menangis, menangis tersedu-sedu sambil memeluk erat kedua lututnya.

Puluhan, ah bukan puluhan tapi hampir ratusan bunga berwarna-warni memenuhi ruangan Daniel. Tepat nya pada meja kerja Luna, perempuan itu menangis tersedu-sedu karena trauma masa kecil yang menyerangnya tanpa ampun.
"Hiks hiks Bundaaaa, tolong Luna bunda, Luna takut hiks hiks."ringisnya pelan.

Orang lain memang menganggap ini hanya sebagai balas dendam, menganggap Luna adalah wanita yang tidak menyukai bunga, atau mungkin beranggapan bahwa Luna hanya alergi terhadap bunga.

Namun, semuanya salah, ini tentang trauma berat yang sampai saat ini belum bisa Luna atasi. Orang-orang bahkan tidak mengerti, tidak tahu bagaimana rasanya karena memang orang lain tidak merasakan jadi dirinya.

Ia bukan membenci bunga, ia bukan tidak suka bunga, ia juga bukan alergi terhadap bunga, lagi-lagi ini tentang trauma.

Orang menganggap Luna berlebihan, tapi mereka tidak mengerti. Ini bukan tentang Luna tidak suka bunga, karena jika ia tidak suka, ia bisa saja mengambil nya lalu membuangnya. Ini juga bukan tentang Luna alergi bunga, karena jika ia alergi, ia bisa saja berlari menjauh dari bunga itu. Ini juga bukan tentang Luna membenci bunga, karena jika ia benci ia bisa saja menghancurkan bunga itu tanpa sisa.

Tapi ini tentang ingatan kelam, trauma masa kecil yang menyerangnya. Jangankan untuk lari, jangankan untuk membuang bunga itu, melihatnya saja sudah membuat tubuh Luna gemetar ketakutan, nafas yang kian sesak, kepalanya yang rasanya berputar hebat, degup jantung yang tidak beraturan, tubuhnya yang terasa lemas tidak bertenaga. 

"Zea, Kelvin tolongin Luna."lirihnya melemah, hingga menit setelahnya ia mulai kehilangan kesadaran nya, bersamaan dengan tubuhnya yang terbaring tak berdaya diantara ratusan bunga itu.

***

Luna terbaring lemah tak sadarkan diri dengan selang infus yang bertengger ditangannya. Ia dilarikan ke rumah sakit saat Daniel menemukan nya pingsan di ruangannya.

Daniel benar-benar hilang kendali, ia mengamuk dan memarahi seluruh karyawan di kantor karena kejadian yang menimpa Luna, juga merasa bersalah karena membiarkan Luna sendirian, Luna pasti ketakutan saat itu.

DANIELUNA (ON GOING)Where stories live. Discover now