Fragile side.

10.1K 440 263
                                    

Luna berjalan pelan memasuki gerbang apartemen itu, dengan kotak coklat dalam dekapannya, ia masih tersenyum kegirangan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Luna berjalan pelan memasuki gerbang apartemen itu, dengan kotak coklat dalam dekapannya, ia masih tersenyum kegirangan.

Saat Luna ingin memasuki lift, ia berpapasan dengan Kenzo disana.
"Kenzo, Daniel mana?"tanya Luna penasaran.

"Masih ngomong sama bokapnya. Oh iya Na, kalau bisa lo tidur bareng Zea aja malam ini, dia lagi ada masalah."saran Kenzo.

"Zea kenapa?"tanya Luna khawatir.

"Dia gak cerita ke gue, tapi lo sahabatnya, lo pasti tau semuanya."jawab Kenzo lagi. Akhirnya Luna mengurungkan niatnya untuk pergi ke kamarnya, ia lebih memilih menuju kamar Zea.

Tok tok tok!

Luna mengetuk-ngetuk pintu Zea sebelum masuk, Zea masih terisak-isak dengan tisu yang sudah berserakan dimana-mana. Luna  kaget dan meletakkan kotak coklatnya. Ia berlari kecil memeluk Zea yang kini duduk disisi ranjangnya sambil menunduk.

Luna menghamburkan pelukan ke arah Zea, bukannya tenang Zea malah semakin histeris.
"Hiks hiks, Na gue maluuuu."rengeknya seperti anak kecil.

Luna ikut duduk di sisi ranjang itu, mengelus-elus pelan punggung Zea mencoba memberikan ketenangan.
"Ayo cerita ke Luna sekarang ya, pelan-pelan aja ceritanya."ucap Luna lembut, ia seolah berperan sebagai sahabat terbaik sedunia.

Zea mengusap air matanya, ia memutar posisi duduknya berhadapan dengan Luna.
"Na tadi Rafael temuin gue di kantor hiks hiks, dan lo tau enggak, masa gue nangis dihadapan Kenzo. Dia pasti mikir gue cewek aneh atau lemah banget. Masa gitu doang nangis hiks hiks, gue harus apa?"rengek Zea membuat Luna malah tertawa kecil.

Luna sampai bengong, sebenarnya Zea menangis karena takut bertemu Rafael atau karena malu pada Kenzo.
"Kata siapa cewek gak boleh nangis? Nangis itu wajar tau, Kenzo gak akan mikir gitu."bujuk Luna.

Zea menggeleng cepat, "Gak mauuuuuuu, masa ya Na Kenzo bilang gue pacar nya di hadapan Rafael, terus dia manggil gue sayang, hiks hiks tuh kan tambah nangis lagi."Luna tertawa terbahak-bahak mendengar kan celotehan Zea yang terdengar begitu gila.

"Lo suka sama Kenzo ya?"tebak Luna cepat.

Zea malah semakin histeris, "Gak tauuu, tapi maluuu masa Kenzo liat gue nangis. Capek-capek jaga image biar jadi cewek kuat gitu loh Na hiks hiks. Kenzo tuh tegas, kuat juga, masa gue lemah sih hiks hiks, gak sebanding."rengeknya lagi.

Kedua tangan Luna terangkat, menyeka pelan air mata sahabatnya itu.
"Kata siapa sih gitu? Zea dengerin gue deh, cowok kuat itu gak mau cewek kuat juga."jelas Luna seolah paling bijak dalam hal ini, padahal ia hanya ingin menenangkan Zea saja.

Zea terdiam, ia menatap serius ke arah Luna.
"Kenapa?"tanyanya dengan mata dan hidung yang memerah.

"Karena kalau sama-sama kuat, gak ada yang dilindungi kan? Cowok itu suka dominan dalam segala hal, jadi kalau ceweknya lemah dan cowoknya kuat, cowoknya bisa ngelindungin si cewek, kaya di drakor itu loh Ze."jelas Luna.

DANIELUNA (ON GOING)Where stories live. Discover now