Suicide attempt.

41.9K 970 61
                                    

"Mah pah ayo kita pulang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Mah pah ayo kita pulang."ajak Luna kecil mengeratkan pegangan tangannya pada tangan ibu dan ayahnya.
"Sayang, hari ini hari ulang tahun kamu, kami sudah menyiapkan pesta bunga untuk Luna."ucap yang ibu lembut sekali.

"Wah beneran? Luna suka."jawabnya antusias. Gadis itu sangat menyukai bunga, ia suka wanginya juga warna-warni dari setiap bunga.

"Beneran dong sayang, makanya kita pulang ke rumah dulu ya."ajak ibunya membuat Luna patuh.

Ketiganya mulai memasuki mobil baru ayahnya. Mobil itu melaju penuh dengan kegembiraan, hingga sebuah bis hampir saja menabrak mobil itu. Untuk menghindarinya, ayah Luna memutar setir ke arah kanan dan menabrak pohon besar di tepi jalan.

Darah segar mengalir dari dahi ayah Luna, sang ibu juga pingsan karena benturan yang keras akibat kecelakaan maut itu. Hanya Luna yang tetap sadar, berada di pelukan ibunya yang melindunginya, hingga setelahnya ia jatuh pingsan.

Ingatan kelam itu lagi-lagi menghantui Luna yang kini berada di kamarnya yang gelap dan minim cahaya. Rambutnya berantakan, pakaian yang terlihat acak-acakan, ia tengah menggenggam pisau ditangannya. Air mata yang terus menetes tanpa henti kala trauma nya terus saja menyerangnya.

Ia lelah dengan kehidupan ini, sudah 2 kali Luna mencoba bunuh diri namun selalu gagal karena sahabat nya selalu saja menghalanginya. Untuk apa lagi Luna hidup di dunia ini, hidupnya terus dihantui oleh rasa takut dan trauma. Ia harus bolak-balik ke psikiater hanya untuk memastikan apakah ia gila atau tidak.

Ia ingin mati saja, itu akan lebih tenang baginya, bisa bertemu dengan kedua orangtuanya di surga.

Luna Yovanka, gadis cantik periang berusia 19 tahun. Menjalani kehidupannya dengan sangat berat kala kecelakaan menimpanya 10 tahun yang lalu saat ia berusia 9 tahun. Kecelakaan maut itu menewaskan kedua orang tuanya dan hanya menyisakan Luna sendirian dengan kesedihan yang mendalam. Harus berjuang melawan kerasnya dunia sendirian, membiayai hidupnya sendiri, mengidap trauma berat sejak kecil, apa ada yang lebih berat dari ini.

Tangan gemetar Luna terangkat, ia berusaha memotong pergelangan tangan nya sendiri dengan pisau yang sekarang ia genggam erat.

Darah segar mengalir begitu saja dari pergelangan tangannya, bersamaan dengan pandangan nya yang kini mendadak buram, pisau itu terlepas dari tangannya sesaat setelah kesadarannya benar-benar hilang.

"NA, LUNAAA. LO DIMANA SIH? KOK GELAP BANGET."teriak Zea sahabat dekat Luna yang baru saja pulang bekerja.

Seolah menyadari sesuatu, Zea berlari cepat menuju kamar Luna. Ia dengan cepat menyalakan lampu kamar itu dan masuk tanpa izin. Benar saja, sesuatu yang Zea takutkan terjadi lagi, ini ketiga kalinya Luna melakukan percobaan bunuh diri.

Dengan perasaan kalut dan bingung, Zea bergegas menelpon ambulan untuk segera memberi penanganan pada Luna.

Beruntunglah ambulan segera datang dan membawa tubuh Luna yang sudah kehabisan banyak darah ke rumah sakit.

DANIELUNA (ON GOING)Where stories live. Discover now