Usai berdiskusi dengan pikiran matang, Calvin mengizinkan Shena untuk menekuni lagi ilmu taekwondonya. Bahkan Calvin sudah berencana menanamkan ilmu bela diri pada anak-anaknya sejak dini. Supaya suatu saat jika ada hal buruk atau serangan mendadak, mereka bisa melawannya dengan berpegang pada ilmu yang telah dipelajari.
"Boleh, nanti aku hubungi temanku yang masih di sana. Karena kamu perlu ujian juga biar bisa naik tingkat."
Di halaman belakang, Shena tampak memperagakan lagi semua gerakan yang masih terekam di ingatan. Dengan menggunakan baju doboknya, ia terlihat seperti saat dulu bergabung di klub Rajawali Fighter. Wajahnya yang segar, serta gerakannya yang masih tampak gesit meskipun sudah memiliki satu anak.
Sementara Shena berlatih dengan menyerukan suara. Clay yang melihat sembari sarapan pagi gegas keluar dari kursi kecilnya. Ia berjalan lucu menghampiri sang ibu. Ikut serta melakukan gerakan yang dilakukan Shena walaupun tidak sama.
"Haaak."
"Hiaaak." Begitulah Clay menirukan suara perempuan yang sudah melahirkannya. Di sisi mereka, Calvin hanya tertawa girang sambil bertepuk tangan.
"Aduh, pinter banget anak Daddy. Nanti kalau udah gede jadi sabeum,ya? Biar keren." Lelaki itu usap ubun-ubun sang putra. Padahal satu tangan Clay masih terlihat membawa brokoli yang ditusuk menggunakan garpu kecil, tetapi ia tanpa ragu loncat kesenangan sembari menendangkan kakinya ke depan.
Lolos dari pengawasan karena Shena sibuk menghafal gerakan, serta Calvin yang memberikan contoh padanya mendadak dibuat terkejut hingga berseru secara bersamaan.
"Astaga, Clay!" Reflek Shena merengkuh badan Clayton usai anak itu melakukan atraksi rolling badan ke depan dengan santainya. Harusnya mereka sudah terbiasa dengan beberapa aksi Clay yang sering membuat mulut keduanya ternganga.
"Nggak apa-apa. Ada yang sakit nggak Clay?" Calvin ikut berjongkok. Sebenarnya sama dengan Shena ia juga khawatir, akan tetap anak yang diresahkan itu malah memamerkan tawa lucu kemudian memakan kembali brokoli yang sempat terjatuh di atas matras.
"Lagi-lagi." Berjalan kecil menuju kursi makannya, Clay letakkan garpu tanpa brokoli itu. Ia kemudian berlari lagi hingga mencapai matras. Lantas tanpa Shena dan Calvin duga, anak tampan tersebut melakukan gerakan rolling belakang dengan antusias meski badannya sedikit oleng.
"Yeee, Kay bisa."
"Lagi-lagi." Sebelum anak dari pemilik Pets Point itu melakukan aksinya lagi. Calvin sigap menangkapnya karena ia baru saja selesai makan. Khawatir jika apa yang sudah dimakan anaknya tadi keluar lagi.
"Eits, besok lagi."
"Ndak mau!"
"Loh, kita mau ke acara ulang tahun. Clay mau nggak lihat pesta?"
"Ndak mau!!! Mau loling!" Shena hanya tertawa saja melihat Calvin yang kesusahan membujuk anak itu. Ia pamit masuk ke dalam untuk membersihkan diri setelah mendapatkan kecupan singkat di pipi dari suaminya.
"Iya, besok rolling lagi. Sekarang udahan dulu, ya? Mau jalan-jalan nggak?"
"Ndak mau. Loling lagi, ayo!"
"Ya udah. Clay rolling aja sendiri di sini, ya? Daddy sama Ibu mau jalan-jalan aja." Sengaja iseng pada anaknya, Calvin berjalan masuk pelan-pelan sembari mengintip sang putra dari balik pintu.
"Dybu mau ke pesta,loh. Clay nggak diajak." Yang tadi katanya ngeyel masih ingin melakukan rolling, Clay justru terdiam di tempatnya dengan wajah menyedihkan. Bibirnya bergerak-gerak menahan tangis mendengar Calvin berkata seperti itu. Tidak lama kemudian setelah sang ayah berbicara akan pergi tanpa dirinya, suara tangis Clayton terdengar nyaring hingga ke penjuru rumah.
YOU ARE READING
From Enemy to be Pasutri
RomanceBagaimana jadinya, seorang pengusaha muda yang begitu rajin dan ambis dipersatukan dengan cewek mageran tapi mempunyai banyak impian seperti Shena Sandara? Keduanya terpaksa harus membangun rumah tangga tanpa pondasi cinta demi memenuhi keegoisan o...
💕Ending chapter 💕
Start from the beginning
