💕Queen of king bed💕

898 123 39
                                    

Happy reading guys

💕💕💕


"Dia dateng hari ini? Lulusan apa, Kal?"

"SMK, Mas Bos. Sama kayak saya dulu."

"Udah kamu suruh bawa persyaratan?" Calvin mendapat panggilan dari Haikal perihal teman pemuda itu yang kapan hari ia suruh datang ke Pets Point. Sayangnya, bertepatan dengan dirinya yang saat ini sudah tiba di Dubai setelah menghabiskan kurang lebih hampir 13 jam perjalanan. 

"Sudah, Mas Bos. Katanya dia juga pernah pengalaman nyetir."

"Mobil?" tanya Calvin dengan menempelkan ponsel itu di antara pipi dan leher. Karena tangan kanannya sejak tadi sibuk memegangi sebuah botol berisi air panas yang ia balut dengan washlap. Ia geser-geser secara perlahan  botol tersebut di atas perut Shena yang masih sempurna tertutup oleh baju. 

Perempuan yang tengah tergolek di king bed  setelah mendapat serangan rasa sakit akibat dismenore itu terlihat menutup mata dengan lengannya. Samar-samar ia masih bisa merasakan pergerakan botol hangat yang menyusuri perutnya demi meredakan rasa nyeri dan kram. Ia biasa melakukan ini ketika tamu bulanan datang. 

Namun, rasa kram perut kali ini entah mengapa jauh lebih sakit daripada biasanya. Ia sadar penuh jika Calvin yang melakukan pengompresan pada perutnya. Ingin rasanya Shena menolak, tetapi ia tak sanggup menahan betapa nyeri rasa itu jika tak segera ia kompres dengan air hangat. 

"Iya, Mas Bos. Tapi nggak lama, sih." Calvin mengangguk pelan, ia lirik sesaat perempuan yang sejak di pesawat tadi hanya menghabiskan waktu untuk tidur. Sayang sekali ia tak bisa menikmati perjalanannya demi menahan sakit dan nyeri pada pinggang juga perut. 

"Kamu minta Dimas buat ngecek persyaratannya. Nanti suruh kirim soft file-nya ke surelku." Reflek ia menoleh kembali ke sampingnya saat Shena mulai melakukan pergerakan kecil. 

Calvin bertanya kemudian,"Masih sakit?" 

"Eum, masih nyeri dikit di sini," jawab Shena sembari memijat pelan pinggangnya. 

"Jangan diteken, Vin!" Perempuan itu berseru dengan suara serak ketika Calvin menekan sedikit lebih dalam botol berisi air hangat itu pada pinggang Shena. 

"Masak masih sakit, sih?" tanya Calvin lagi. 

"Menurut kamu?" Obrolan antara Bos dan istrinya itu tertangkap jelas oleh pendengaran Haikal yang masih belum memutuskan panggilan. Pemuda itu spontan melirihkan volume panggilan. Sesuai yang ada di pikiran Haikal saat itu, sang Bos pasti sudah melakukan tugas terbaiknya sebagai seorang suami.

Sembari membersit geli dan terkekeh lirih. Ia memilih untuk menutup panggilan itu. Tak masalah jika Calvin mengomelinya  karena ia memutuskan panggilan secara sepihak.

Shena bergerak pelan mencoba untuk bangun. Ia menarik guling lantas diletakkannya tepat di balik punggung yang membuat tubuh Shena kini melengkung seperti jembatan Suramadu. Ini tips dari Sisil yang akan ia lakukan jika rasa kram itu tidak kunjung reda setelah dikompres. 

Calvin berdehem kemudian spontan menjauh dari king bed. Shena yang memasang raut bingung menatap Calvin tak acuh. Lelaki itu memilih duduk di sofa bermotif royal purple. Melemparkan pandangannya ke luar jendela yang segera disuguhi oleh keindahan Jumeira Beach. 

"Vin, kok, kamu masih di sini?" Setelah merasa nyeri pinggangnya cukup reda. Shena membawa tubuhnya untuk bangun dan bersandar pada headboard. Ia sempatkan untuk memindai semua fasilitas yang ada di dalam Deluxe Marina Suite. Bibir kecil tanpa polesan lipstik itu beberapa kali berdecak kagum melihat furniture yang didominasi oleh perpaduan sempurna royal purple and gold

From Enemy to be PasutriOù les histoires vivent. Découvrez maintenant