💕The Real Pasutri 💕

904 96 13
                                    



Happy reading guys


💕💕💕

Harusnya Calvin merasakan suasana honeymoon perdana mereka dengan syahdu, romantis, dan bertebar bunga juga lilin. Suasana seperti itulah yang biasanya dibutuhkan sepasang suami istri demi mencapai kepuasan batin. 

Namun, sepertinya Calvin lupa dengan siapa ia menikah. Tidak ingin mengedepankan egonya, Calvin kini mengikuti saja bagaimana alur perempuan yang sudah tidak ada di sisinya ketika ia membuka mata.

Bukannya gemercik air dan desau angin pagi yang ia rasa. Telinga Calvin justru diramaikan oleh suara Shena yang sudah berada di depan kamar mereka. 

"Oke, sekali lagi!" Ponsel yang berdiri berkat disangga oleh tripod itu dibenahi sebentar oleh Shena yang sudah beberapa kali melompat ke kolam. Entah dari jam berapa, ia sudah main basah-basahan tanpa takut rasa dingin menyerangnya.

Sementara Calvin yang berjalan menuju balkon dengan muka bantal dan rambut acak-acakan mengernyit sebentar. Ia sempat mematung melamunkan sesuatu. Sampai akhirnya suara gebyuran air setelah Shena berhasil membuat aksi lompat ke kolam membuat Calvin tersadar. 

"Ini masih pagi, Shena! Udah nyebur-nyebur aja." Lelaki itu menguap, lantas mendudukkan diri di sofa santai.

"Kamu harus  lihat ini, Vin." Semangat perempuan itu terlihat membara. Badannya yang masih tampak ramping setelah melahirkan, sangat cocok memakai busana renang yang sudah lama tidak digunakan. Untung saja Shena tak memakai bikini, kemungkinan ia tidak bisa bersantai sejenak jika benar memakai baju itu. 

"Kamu nggak tahu,ya, aku pernah juara 1 lomba renang dulu." Kepala Shena menyembul dari balik air. Sementara kakinya bermain di dalam sana.

"Oh, ya? Tingkat nasional?" 

"Tingkat provinsi, lah!" Jika Calvin tidak dengan baik menyembunyikan tawanya, pasti perempuan yang seterang mentari pagi itu berubah menjadi mendung lalu hujan dan siap menyambarkan petir pada dirinya. 

"Waw. Aku baru tahu. Kamu mau kasih tunjuk aku apa, Sayang?" Calvin berikan applause kecil. Wajahnya yang kusut tadi sudah menjadi segar setelah ia basuh dengan air.

"Bentar."Shena benahi lagi posisi tripod yang ia hadapkan padanya juga view di belakang yang akan semakin memperindah aktivitas renangnya pagi ini. 

"Nanti kepleset. Hati-hati," ucap Calvin ketika perempuannya naik ke sisi kolam. Setelah memberikan kecupan singkat tanpa aba-aba yang membuat Calvin seketika ternganga, Shena kini melompat dengan gaya salto dan menjatuhkan punggungnya lebih dulu ke kolam.

Calvin yang semula duduk santai sambil merasai pipinya memanas, kini gegas beranjak dari duduk. Bersorak heboh melihat aksi Shena barusan.

"Woah. Gila, gila! Itu keren banget!" Kalau ini ia memang dibuat takjub karena baru melihat Shena ahli dalam hal tersebut. 

"Shena, kamu keren sumpah." Calvin lari ke dalam kamar. Mencabut setangkai bunga dalam vas di living room kemudian kembali ke balkon. 

"Ini hadiah buat istriku yang hebat. Keren kamu bisa jumpalitan kayak gitu, Shen." Kepala Shena kembali menyembul. Dua pasang pengantin lama yang menjelma menjadi pengantin baru itu menampilkan wajah sumringah.

"Makasih." Cengiran Shena ditampilkan ketika mengambil setangkai bunga dari tangan Calvin. Lelaki itu berjongkok di sisi kolam, menundukkan wajahnya kemudian memberi kecupan cukup lama di bibir perempuan yang mulai kedinginan. 

From Enemy to be PasutriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang