Bagaimana jadinya, seorang pengusaha muda yang begitu rajin dan ambis dipersatukan dengan cewek mageran tapi mempunyai banyak impian seperti Shena Sandara?
Keduanya terpaksa harus membangun rumah tangga tanpa pondasi cinta demi memenuhi keegoisan o...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Selamat datang di part terakhir FETP. Yang belum follow akun ini silakan difollow. Silakan juga dikasih vote dan komentar terrrbaik kalian ☺️🤝
Happy reading guys
💕💕💕
Sebuah gedung yang dijadikan klub Rajawali Fighter Surabaya sore ini kembali menjalankan aktivitas seperti biasanya. Anggota taekwondo dalam klub tersebut banyak di dominasi oleh mahasiswa dan anak SMA tingkat akhir.
Kali ketiga Shena datang untuk berlatih, tentu saja belum sehandal anggota yang lain. Ia pikir, hanya beberapa bulan bergabung dengan club taekwondo bisa menjadi orang paling sakti lantas menggunakan jurus-jurusnya untuk melawan sang musuh abadi.
Tidak semudah itu. Calvin yang sekarang berhasil menjadi Sabeum atau pelatih di sana, juga melalui tahap yang tak mudah dan tentunya memerlukan waktu lama.
Kegigihan keduanya untuk menjadi kuat demi saling berbalas dendam memang sangat tidak perlu diapresiasi. Karena bagaimanapun, mereka tidak ada yang mau mengalah. Tidak juga mendapat penghargaan dari para orang tua. Terlepas siapa yang usianya lebih tua, tujuan utama dua makhluk itu hanya ingin melepaskan dendam di masa silam dengan cara mereka sendiri.
Busana dobok dengan sabuk basic berwarna putih yang dikenakan Shena sore ini, membuat satu bibir Calvin terangkat sinis. Ia mempunyai kelebihan yang patut disombongkan di hadapan gadis tengil yang dulu memasukkan katak ke dalam celananya itu.
"Lurus!"
"Lo tau lurus itu kayak gimana?" Calvin berkacak pinggang. Karena sebagian sudah ada yang istirahat, lelaki dengan baju dobok bersabuk hitam itu sengaja ingin menyentil mental Shena. Harapannya supaya perempuan itu tidak betah dan mengundurkan diri.
"Ya ini lurus!" sahut Shena tak acuh.
"Ck, lurus, tuh, kenceng kek gini! Lo niat latihan apa enggak? Lemes banget,tuh, tangan!" Antara geram dan sengaja gencar memaki, Calvin pegang tangan perempuan itu supaya benar-benar berbentuk lurus tanpa goyah.
"Lanjut!"
Beberapa menit berjalan, latihan kuda-kuda dasar taekwondo bisa Shena lakukan meski harus menulikan telinga dari omelan Calvin. Ia sengaja memancing lelaki itu untuk emosi, karena sebenarnya Shena bisa mempelajari dengan cepat jika melakukan latihan dengan Sabeum yang lain.
"Next, kuda-kuda ap seogi." Kali ini Shena betulan lupa bagaimana bentuk dari kuda-kuda bagian itu. Namun, ketika wajah gugupnya yang hanya sekilas muncul itu tertangkap oleh mata elang milik Calvin. Lelaki tersebut tak menahan diri untuk memaki lagi. Kesempatan yang sangat bagus.
"Belajar kuda-kuda aja lo nggak bisa-bisa dari kemarin." Calvin menggeleng sembari menampilkan sebuah ejekan melalui mimik wajahnya.
Berhasil mengambil napas, Shena jawab saja dengan santai,"Namanya juga pemula." Ucapannya emang santai, tapi gelagatnya yang terkesan menantang itulah yang membuat Calvin semakin ingin memakan hidup-hidup perempuan kecil di depannya.