💕Berawal dari Squishy💕

784 128 19
                                    


Happy reading guys


💕💕💕



Dering ponsel terus bersuara  memanggil sang empu untuk segera mengangkatnya. Efek dari pendakian seminggu lalu yang nyatanya tak berhasil menaklukkan puncak Mahameru masih membuat kaki Shena bengkak serta badan yang nyeri dan linu-linu. Harusnya ia melakukan pemanasan sebelumnya. Ditambah dengan dirinya yang saat itu mengalami hipotermia ketika akan melanjutkan treking. Calvin lantas berinisiatif untuk menunda pendakian mereka lalu kembali turun dan kembali ke Surabaya. 

Karena janji Calvin yang akan memberinya makanan enak selama seminggu, membuat Shena semakin malas untuk mengangkat tubuhnya dari sofa. Perut ratanya  kenyang karena Calvin benar-benar memberikan makanan apa yang ia mau.

"Gajimu aku potong jika terlambat sampai kantor." Suara Calvin terdengar begitu Shena mengerjapkan matanya. Ah, aroma selimutnya ini semakin membuat Shena ingin bergelung lantas melanjutkan mimpi indahnya semalam. 

"Aku lagi sakit,nih. Aku ambil ijin!" sahut Shena kembali menutup wajahnya dengan selimut. Sejak pernikahan itu berlangsung dan mereka dinyatakan menjadi pasutri secara resmi. Shena terpaksa harus tidur di sofa, sementara Calvin tidak berminat untuk membagi kamar itu pada istrinya. 

"Alasan!" Lelaki yang tampak rapi dengan style rambut undercut ditambah kemeja yang dipadu dengan vest kotak-kotak tersebut menarik selimut sang istri.

"Alasan!" Lelaki yang tampak rapi dengan style rambut undercut ditambah kemeja yang dipadu dengan vest kotak-kotak tersebut menarik selimut sang istri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Gimana bisa dapet uang banyak kalau kerjamu mageran kayak gini!" Wangi parfum Calvin menguar menyapa rongga hidung Shena.

"Mau sekeras apapun aku kerja, uangnya nggak bakal cukup buat bayar hutang papaku." Calvin mengeryit, ia berbalik arah menuju Shena yang bergerak-gerak di balik selimut bergambar keroppi. "Belum lagi impianku keliling dunia. Menikmati aurora, salju, hmm …  terus masih banyak—"

"Bangun atau nggak ada gaji buat kamu bulan ini." Calvin tampak geram dengan sifat Shena yang merasa putus asa sebelum berusaha. Ia sosok yang ambis dalam dunia pekerjaan. Pantang menyerah sebelum apa yang diimpikannya dapat ia dekap. Rasanya Calvin merasa pernikahan ini adalah kesalahan terbesar selama hidupnya di dunia. Ia tidak cocok dengan Shena yang hanya bermodalkan berkhayal semata.

"Kakiku masih linu! Lagian kenapa waktu itu kamu nggak noleh ke belakang,sih! Kamu sengaja biar pernikahan ini langgeng?" omel Shena ketika Calvin kembali ingin menyela ucapannya. Ia membuka selimut itu dengan kesal."Itu cuma mitos! Makannya, kerja keras buat bisa ngelunasin hutang papa kamu. Kalau cuma ngandelin mageran, ngayal, uang nggak bisa dateng sendiri!"

Seolah tak mengindahkan ucapan Calvin, Shena kembali  merebahkan dirinya di sofa. Cuaca Surabaya yang mendadak mendung membuatnya ingin tidur kembali. Decak kesal terdengar dari lelaki yang kini terlihat menggulung lengan kemejanya sebatas siku. 

From Enemy to be PasutriWhere stories live. Discover now