Chapter 47

27.4K 2.8K 651
                                    

P E M B U K A

Kasih emot dulu sebelum baca

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

Kasih emot dulu sebelum baca

Akunku masih error :(
Gabisa buka kolom komentar

Btw alur ini ngikut extended chapter di karyakarsa.
***

Janu sudah terbangun sejak sepuluh menit yang lalu, sedangkan Jia masih tertidur pulas dengan posisi meringkuk memeluk lengannya erat. Sejak terjaga, pria itu tidak bosan-bosannya memandangi wajah damai gadis yang semalam cosplay menjadi 'mama' untuknya yang mendapat peran menjadi 'bayi'. Kalau mengingat adegan semalam, Janu ingin sekali membenturkan kepalanya sendiri ke tembok. Bisa-bisanya mengambil keuntungan atas keluguan Jia yang kebelet menjadi seorang ibu.

Sisi jahilnya tiba-tiba muncul. Menggunakan jari telunjuk, pipi berisi Jia ditusuk-tusuk sebelum akhirnya Janu setengah bangkit, dan melahapnya karena terlalu gemas. Kalau Jia adalah sejenis makanan pasti sudah habis dimakan Janu.

Melepaskan gigitan pada pipi si kecil, Janu terkekeh geli melihat jejak gigi-giginya di sana dan gadis itu masih tertidur pulas. Padahal gigitannya cukup brutal. Ini pasti efek main semalam. Totalitas menjalani peran sebagai 'mama', Jia rela bergadang untuk menemani dan meladeni baby Janu yang rewelnya kebangetan. Semakin malam, semakin banyak mau.

"Eunghh."
Masih dengan kelopak mata tertutup, Jia melenguh rendah ketika merasakan ada yang menganggu tidurnya. Masih sangat mengantuk, ia berusaha mendorong sesuatu yang berada di perpotongan lehernya.

"Jia masih pengin bobok, jangan ganggu," erangnya mulai kesal pada si pengganggu yang semakin menjadi-jadi.

"Udah siang loh. Bangun, yuk."

"Jia masih ngantuk gara-gara Om minta nenen terus."

"Bayi, kan, sukanya nen. Wajar dong. Kalau minta amer namanya bukan bayi. Gimana, sih?"

Pada akhirnya Jia kalah.
Suara serak nan berat yang menyapa begitu dekat dengan telinga, embusan napas hangat di perpotongan leher, dan gerakan sensual jari nakal Janu, sukses membuatnya membuka kelopak mata dan kehilangan kantuk. Di detik pertama tatapannya bertemu dengan Janu yang tersenyum, Jia menunjukkan wajah garangnya.

"Tapi bayi nen-nya nggak kayak Om. Nen, ya, nen aja. Tangannya nggak kemana-mana tau. Anteng. Nggak banyak gaya juga. Om bentar-bentar gigit choco chips Jia. Kan sakit. Terus isepnya kenceng banget."

"Sekarang masih sakit?"

"Masih dikit, jadi pengin nangis lagi."

Dielusnya kepala Jia penuh sayang lantas berkata, "jangan dong. Masa baru simulasi udah nangis. Gimana nanti kalau beneran udah jadi mama?"

"Pengin doang, tapi nggak nangis beneran kok Om. Jia, kan, calon mama yang hebat buat baby embuls."

"Pinter," puji Janu seraya membawa Jia menempel padanya.

Baby Girlحيث تعيش القصص. اكتشف الآن