Chapter 3

34.4K 4.1K 772
                                    

PEMBUKA

Absen pake emot dulu 💚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Absen pake emot dulu 💚

***


Ingin merawat mama sebagai permintaan maaf, Janu mengajukan cuti kerja selama tiga hari. Sayangnya perusahaan tidak mengizinkan dan hanya memberi cuti satu hari saja. Meski bekerja di perusahaan ayah sendiri yang nantinya akan menjadi miliknya kalau sudah menikah,  tidak lantas membuat Janu bisa bertindak semaunya. Terlebih papanya cukup tegas dalam mengambil sikap. Bahkan selama di kantor, ia tidak mendapat perlakuan istimewa. Untuk bergabung dengan perusahaan saja Janu harus mengikuti serangkaian seleksi ketat seperti yang lain.

Pagi-pagi sekali ia sudah rapi dengan stelan kasual; T-shirt berwarna putih polos dipadukan dengan ripped jeans.
Kegiatan pertama yang Janu lakukan adalah menjemput Kanina. Semalam setelah mengatakan soal kondisi mama, Kanina mengutarakan niat baik ingin datang menjenguk. 

Hal itulah yang membawa Janu berdiri di depan unit apartemen Kanina bahkan saat hari masih gelap. Ia selalu bersemangat setiap ada momen bertemu antara Tifanny dan Kanina. Besar harapannya jika momen seperti ini akan membuat sang mama peka kalau yang ia inginkan itu Kanina. Daripada sibuk menjodohkannya dengan gadis tidak jelas, lebih baik memberi dukungan untuknya dan Kanina.

Menunggu dengan perasaan gugup, Janu merapikan rambut dengan sela jari-jarinya demi penampilan yang lebih baik di hadapan Kanina.

Pintu unit apartemen Kanina terbuka.
"Hai!" Gadis itu langsung menyapa begitu ramah diiringi senyum. "Maaf lama bukanya, tadi gue nggak denger ada suara bel."

Janu mengulum senyum, dalam hati ia tidak lupa menyempatkan diri untuk memuji kecantikan gadis di hadapannya. Ah bahkan cantik saja baru menggambarkan sedikit tentang Kanina. "Nggak papa, santai aja."

"Masuk dulu, ya. Gue belum siap-siap. Lo datengnya kepagian tau." Kanina meraih lengan Janu, mengajak pria itu masuk dan duduk di sofa.

"Tunggu sebentar, ya, Nu," pintanya yang dibalas anggukan oleh Janu. Ia pun meninggalkan Janu selama beberapa menit sebelum akhirnya kembali dengan membawa nampan berisi suguhan untuk pria itu.

"Jadi ngrepotin lo," celetuk Janu.

"Hey, apanya yang ngrepotin? Maaf, ya, gue belum masak jadi lo sarapan sama roti aja nggak papa, kan, Nu? Ini gue buatin teh anget juga. Lagi nggak minum kopi, kan?" kata Kanina seolah mengerti apapun tentang sahabatnya itu. Begitu mengisi sisi kosong di sebelah Janu, Kanina dengan cekatan mengoleskan selai favorit Janu; selai kacang, ke roti tawar.

Janu terus memperhatikan gadis yang bertahta di hatinya sejak tujuh tahun yang lalu. Kegiatan Kanina membuat imajinasinya kemana-mana. Sialan! Hanya membayangkan Kanina berperan menjadi istri yang tengah menyiapkan sarapan penuh cinta untuk suaminya saja membuat Janu tersenyum bodoh.

Baby GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang