Chapter 10

24.3K 3.5K 668
                                    

PEMBUKA

Emot buat chapter ini mana? 🙌***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Emot buat chapter ini mana? 🙌
***

Sepanjang karirnya sebagai seleb abal-abal numpang tenar pada popularitas sang kakak, baru kali ini Jia mendapat saweran fantastis dari salah satu penonton royalnya. Jia sampai tremor disawer 1000 mawar dan 10 singa dari pemilik akun yuda_angganabagaspati yang dinilai kurang waras. Beritahu Jia, orang waras mana yang buang uang puluhan juta hanya untuk menyawernya yang saat itu sedang menguap sembari garuk-garuk pipi?

Sulit bagi Jia untuk mempercayai apa yang didapat. Biasanya penonton memberi banyak hadiah ketika ia melakukan siaran langsung bersama sang kakak. Pun harus benar-benar menghibur dan memberi kepuasan untuk mereka. Tidak jarang Jia harus sedikit menyiksa diri agar penonton semakin royal atau menjual aurat sang kakak untuk para hard stan pecinta Kevin versi haram.

Dikuasai oleh prasangka buruk tentang saweran tidak masuk akal itu, Jia yang ketakutan buru-buru mengakhiri siaran langsung. Ponsel ditinggalkan begitu saja di atas karpet bulu sebelum gadis dengan piama berwarna neon itu berlari ke luar kamar.
"Daddy! Tolongin Jia!" serunya menuruni tangga dengan tergesa. "Abang juga tolongin!"

Lolongan minta tolong itulah yang membuat bapak dan anak sulung yang tengah bersantai di ruang keluarga kompak berlari ke arah sumber suara. Ketika melihat bagaimana langkah si bungsu menuruni tangga, Arkan hendak memperingati sebelum terjadi sesuatu. Sayangnya ia terlambat. Sebelum kata terucap, anak bungsunya sudah tergelincir dan berakhir mengenaskan.

Jia dan kecerobohannya memang tidak bisa dipisahkan.

"Jia nggak papa," beritahu Jia tanpa perlu ditanya ketika Arkan hendak mengulurkan tangan. Membuktikan perkataannya, ia bangkit tanpa meminta bantuan. Untuk kedua kalinya Jia melakukan kecerobohan. Tersandung kakinya sendiri, tubuhnya oleng dan berakhir tersungkur menubruk meja. Meski sudah bergerak cepat, ia tetap terlambat menyelamatkan bingkai foto dan vas bunga yang kini terjun bebas dan berakhir hancur berserakan di lantai.

Sudah diperingati untuk diam, Jia begitu keras kepala dan tetap berusaha untuk bertanggungjawab atas kekacauan yang terjadi karenanya. Untuk kesekian kali hal buruk terjadi. Jari telunjuknya mengeluarkan darah segar usai tergores serpihan kaca dan langsung disembunyikan walaupun usahanya sia-sia karena daddy dan abang sudah melihat.

"Jia minta maaf, Jia nggak sengaja pecahin ini. Jia janji besok bakalan beli vas bunga sama bingkai baru buat gantiin itu," katanya dengan suara parau. Menggigit bibir bawah, ia berusaha untuk tidak menangis.

Kevin bergerak cepat mengevakuasi Jia dari serpihan kaca yang berpotensi melukainya lagi. Pria itu membopong sang adik dan didudukkan di sofa. Begitu daddy mengisi sofa menemani Jia, Kevin melangkah tergesa untuk mengambil sesuatu.

"Boleh Daddy liat tangan kanan Jia?"

"Nggak, ini nggak papa."

"Tapi Daddy liat tadi berdarah."

Baby GirlWhere stories live. Discover now