Chapter 36

22.6K 3.6K 1.2K
                                    

P E M B U K A

Terus kasih emot di sini

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

Terus kasih emot di sini

***

Ketika bukan pukulan atau makian yang menyambut kedatangannya, Janu justru merasa cemas berlebihan. Ia tidak hentinya menerka skenario buruk apa yang sudah disiapkan oleh dua pria di hadapannya. Bukannya berburuk sangka, hanya saja perubahan mereka terlalu tiba-tiba.
Matanya kembali menyipit, mengamati gerak-gerik Kevin dan Samudra yang belum juga menunjukkan tanda bahaya.
Ah Janu melupakan siapa lawannya saat ini. Pria itu jelas pandai bersandiwara.

"Lo mau pesen apa, Nu?" tanya Kevin dengan nada santai lantas mengalihkan tatapan dari buku menu. Pria itu tidak semengerikan biasanya. Terlihat melunak, lengkap dengan senyum yang mengingatkannya pada Jia.
Tapi entah mengapa justru membuat Janu semakin khawatir.

"Samain aja." Janu menjawab kurang minat lalu menyimak dengan baik menu yang Kevin sebut.
Tidak ada menu aneh, pun bukan menu yang ia hindari. Lalu, jika bukan lewat makanan, dengan cara apa Kevin dan Samudra membunuhnya? Apa nanti setelah makan baru dirinya baru dieksekusi?

"Kalau mau ke toilet lewat sana. Lurus aja terus pas nyampe ujung belok kiri," kata Samudra ketika melihat Janu yang terus bergerak tidak nyaman. "Ngapain, sih, ditahan-tahan? Mau ditimbun?"

"Hah?"

"Lo kebelet, kan? Mending dikeluarin aja. Kasian banget gue liatnya sampe keringetan gitu."

Janu menyentuh keningnya yang sedikit basah. Ia memang berkeringat, tapi penyebabnya bukan seperti dugaan Samudra. Tersenyum canggung, pria itu lantas menanggalkan jas menyisakan kemeja  "Gerah," katanya usai menyampirkan jas di kursi sebelahnya dilanjut menggulung lengan kemejanya sampai sebatas siku.

Kevin dan Samudra menatap ke objek yang sama lalu saling melempar tatapan yang hanya bisa dipahami oleh mereka. Misi pertamanya berhasil. Jas Janu yang sedang menjadi target pertama sudah terkunci.

"Kita mau ngapain?" tanya Janu bermaksud basa-basi. Bukannya menjawab, Kevin dan Samudra kompak tertawa. Entah apa yang sedang mereka tertawakan.

"Agak lucu dikit pertanyaan lo, begonya yang keliatan banyak banget," cemooh Kevin. "Jelas-jelas ini lagi di restoran. Gue juga udah pesenin makanan dan lo masih nanya mau ngapain?"

"Maksudnya kapan gue mau dipukulin?"

Tampang bodoh Janu sukses menjadi hiburan untuk Kevin dan Samudra yang kembali melepas tawa. Saat Kevin hendak bersuara dengan bumbu hinaan, dua pelayan datang menyajikan pesanannya. Deheman dan gerakan bola matanya ke arah Janu menjadi isyarat.

"Gue baru tau lo selucu ini." Pujian dengan nada mengejek lolos dari bibir pria yang mulai menikmati jus alpukatnya.

Melihat dua pria di hadapannya mulai meneguk minuman masing-masing, Janu pun meraih miliknya. Mencium aroma kurang sedap yang begitu menyengat dari gelasnya, ujung hidungnya ia gosok pelan. Sepertinya ada yang tidak beres dengan minumannya. Meski tampak sama seperti milik Kevin dan Samudra, tapi Janu yakin minumannya pasti sudah disabotase.

Baby GirlHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin