Chapter 18

21.7K 3.4K 976
                                    

PEMBUKA

Emot buat chapter ini mana?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Emot buat chapter ini mana?

Huhu akhirnya bisa update.
Kayak yang tadi siang aku sampein lewat instastory, wattpad (mungkin ini cuma punyaku aja) error 🤯
Pas buka work muter² terus kayak video yang aku unggah di story.
Terus ada yang nyaranin buka via website dan ini baru bisa.

***

Semua bermula dari Jia yang ingin mencari keuntungan untuk dirinya sendiri. Di setiap siaran langsung ketika penggemar Kevin mengajukan pertanyaan, ia selalu memberi jawaban keliru. Misalnya saja saat ditanya kesukaan sang kakak, maka Jia dengan semangat menyebutkan apa saja yang ia sukai; boneka, makanan manis, dan aksesoris lucu dengan warna merah muda, neon, atau kuning. Sejak saat itulah Kevin sering menerima kiriman dari penggemar berupa barang seperti yang Jia sebutkan.

Seperti hari ini. Sejak pagi penggemar terus berdatangan ke lokasi syuting. Kevin mendapat banyak boneka, kue, cokelat, dan barang-barang lucu. Barang pemberian penggemar dipilah. Ia menyimpan beberapa untuk dirinya sendiri, sebagian makanan dibagikan pada rekan-rekan yang terlibat dalam proses syuting, sebagian besar ia simpan untuk Jia.

Kevin sudah memamerkan barang-barang pemberian penggemar pada adiknya. Seperti biasa, Jia heboh sendiri dan begitu antusias dengan barang-barang itu. Adiknya terus mengirim teror agar ia cepat pulang. Tidak hanya Kevin, Samudra pun menjadi sasaran teror Jia. Maka ketika syuting hari ini berakhir, Kevin segera pulang bersama Samudra. Ajakan makan malam dari lawan mainnya terpaksa ditolak demi Jia yang pasti sudah sangat menunggu kepulangannya.

Setelah mendapat kabar jika kakaknya akan sampai dalam waktu dekat, Jia langsung bersiap memberi sambutan. Hujan deras yang turun tidak menjadi halangan. Gadis itu berlari menuju pintu gerbang mengenakan jas hujan berwarna kuning dengan karakter bebek yang menenggelamkan tubuh mungilnya. Dengan semangat, Jia membuka pintu gerbang dan setelahnya berdiri sembari memeluk dua payung untuk memayungi Kevin dan Samudra nanti. Menyandarkan punggung, kakinya terus bergerak bermain air hujan yang berjatuhan di hadapannya.

"Abang!" panggil Jia dengan senyum merekah sembari melambaikan tangan ketika mobil yang dikendarai oleh Samudra melewatinya. Setelah menutup pintu gerbang kembali, Jia berlari di belakang mobil persis seperti anak kecil.

Bersamaan dengan mobil yang berhenti, kaki Jia juga berhenti berlari. Dengan gerakan buru-buru, gadis berjas hujan kuning itu membuka payung dan memayungi sang kakak yang baru saja ke luar dari mobil. Begitu payung di tangannya sudah beralih ke tangan Kevin, Jia kembali berlari menuju sisi mobil yang lain bersiap melindungi Samudra dari derasnya hujan.

Kini ketiganya sudah berada di teras rumah dengan pakaian tetap kering berkat bantuan Jia. Giliran Kevin dan Samudra yang membantu Jia ketika gadis itu melepas jas hujan.

"Terima kasih, Abang," ucap Jia pada Kevin dan Samudra dengan senyum merekah lalu menarik kausnya untuk menyeka air hujan di wajah.

"Abang yang harusnya terima kasih sama Jia."

Baby GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang