69 : LOST CONTROL

4.4K 186 59
                                    

"Oekk.. Oekk."

"Sayang! Saregar nangis!" Teriakan itu menggelegar di sepenjuru dapur.

Secepat kilat, Zevarro menggendong bayi terakhirnya. Menenangkan bayi tersayangnya itu di dalam gendongannya, seraya berdesis lembut.

"Sstt.. Sstt! Anak Daddy diem ya? Cup cup! Jangan nangis terus, hm? Buna lagi masak, jangan rewel jagoannya Daddy sstt sstt.."

"Oekk.. Oekk! Oekk.."

"Oekk.. Oekk.." Bayi perempuan mereka malah ikut menangis. Membuat Zevarro bingung harus bagaimana. Sedangkan bayi yang ada di gendongannya belum juga berhenti menangis.

"Zemora.."

Yang di panggil pun masuk ke dalam kamar, masih dengan celemek dapur yang ada di tubuhnya. Segera ia menggendong bayi perempuannya. Melakukan hal yang sama seperti yang di lakukan Zevarro.

"Sstt sstt.. sayangnya Buna."

Hasilnya, tak butuh waktu lama bayi perempuan mereka memejamkan matanya dengan perlahan setelah berhenti dari tangisannya. Begitu juga dengan bayi laki-laki yang ada di gendongan Zevarro.

"Huh! Maaf ya sayang, bikin kamu makin repot." Sesal Zevarro setelah meletakkan bayinya ke keranjang bayi.

"Nggak lah, apaansih? Mereka juga anak aku, varro. Ya kali kamu minta maaf cuma karena kayak gitu."

Bukannya menanggapinya, Zevarro malah tersenyum lembut. Mengambil alih bayi yang ada di gendongan Zemora lalu meletakkannya  di antara kedua bayi laki-lakinya.

"Mau peluk," Pintanya yang langsung merengkuh tubuh Zemora lalu di dekapnya.

"Varro, aku bau dapur. Lepas ih!"

Tetapi Zevarro menggeleng, "Boleh aku bilang makasih ke kamu."

"Setiap pagi kamu selalu bilang makasih ke aku."

"Makasih karena udah mau bertahan. Sampai detik ini. Aku nggak tahu harus gimana kalau kamu bener-bener pergi. Aku nggak bisa ngurus mereka sendirian tanpa kamu. Aku nggak bisa pakein mereka popok, aku nggak bisa mandiin mereka, aku takut sedikit aja sabun masuk ke mata mereka karena kecerobohan aku. Zemora, aku juga nggak bisa nenangin mereka kalau lagi nangis kayak kamu barusan. Makasih, makasih banget udah mau bertahan."

"Zevarro.."

"Nggak, sayang. Jangan lepasin, aku masih pengen peluk kamu." Seraya mengeratkan pelukannya.

"Zevarro, bangun."

Mendengar itu Zevarro semakin tak ingin melepaskan pelukannya. Malahan airmatanya mulai menetes membasahi pipinya.

"Zevarro, kamu harus bangun."

Zevarro tetap kekeuh pada keegoisannya. Ia tak ingin mendengar permintaan istrinya itu, karena yang ia takutkan, jika saat ini dirinya memang sedang bermimpi.

"Zevarro, bangun!"

Zevarro langsung menegakkan tubuhnya dengan nafasnya yang langsung tercekat. Hanya bangun tidur, keringat di wajahnya begitu banyak. Kedua matanya masih saja memerah dan begitu sembab. Ia menutup kedua matanya menggunakan telapak tangannya, ia kembali menangis histeris hingga sesegukan. Kepergian Zemora sungguh nyata, dan mimpi yang baru saja ia alami, begitu menyesakkan baginya.

Melihat sahabatnya kembali menangis, Claazora memeluk kepala Zevarro, mengusap-usap punggungnya mencoba menenangkan laki-laki yang sudah kehilangan istrinya sejak kemarin. Claazora membiarkan Zevarro untuk menangis, Zevarro di perbolehkan untuk mengeluarkan semua airmatanya yang tersisa.

Ceklek!

Claazora melihat ke arah pintu, menggeleng pelan ke arah suaminya yang baru saja membuka pintu. Claazora masih setiap menenangkan Zevarro hingga sesekali perempuan itu juga ikut serta mengeluarkan cairan beningnya.

Dangerous Twins | 21+ [ ENDING ] ✅Where stories live. Discover now