62 : Treatment

3.4K 180 44
                                    

Setelah sampai di apartment, zevaldo mengambil alih koper yang ada di tangan Claazora. "Langsung istirahat aja, besok kita juga masih punya satu hari sisa cuti." Sambil melangkah mendahului Claazora.

"Valdo,"

Zevaldo pun menoleh, memutar tubuhnya 180 derajat. "Kenapa?"

"Mau night Walks bentar, boleh?"

"Sayang tapi kita baru aja sampai, dan kamu nggak lihat sekarang udah jam dua dini hari?"

Perempuan itu menunduk, sesuai ekspetasi tetapi ia nekad melakukannya. Mana mungkin zevaldo akan memberikannya izin.

"Tidur aja ya? Besok night Walks nya sama aku, oke?" Sambil mendorong pundak Claazora untuk naik ke tangga menuju kamarnya. "Kamu nggak boleh capek-capek."

"Kamu kira aku ibu hamil?"

"Mau?"

"Enggak, belum maksudnya. Belum mau."

Reaksi zevaldo hanya terkekeh geli, ia tahu, hanya saja menjahili Claazora sungguh membuatnya merasa senang.

Keduanya sampai di kamar, meninggalkan dua koper besar di ruang utama. Zevaldo merapikan kasur yang akan di tempatnya lebih dahulu, memastikan istrinya nyaman berada di tempat hangat itu bersama dirinya.

"Oke, beres. Sini naik."

"Sikat gigi dulu, aku juga mau maskeran dulu kali, val."

Zevaldo tidak memperdulikannya, ia lebih memilih menarik tangan Claazora untuk segera naik ke atas ranjang. Perempuan itu sudah merebahkan dirinya di atas kasur empuk dengan kepalanya yang menempel pada dada bidang zevaldo dan tubuhnya ada di dekapan laki-laki itu.

"Valdo,"

"Hm?" Sambil mengusap-usap rambut kepala Claazora.

"Kamu harus tahu kalau aku sayang banget sama kamu, aku bahagia nikah sama kamu,"

Gerakan zevaldo berhenti, kalimat yang keluar dari mulut Claazora di luar dugaannya, seperti secara tidak langsung perempuan itu sedang mengatakan bahwa sesuatu terjadi padanya.

Namun walaupun begitu, zevaldo tetap menanggapinya, "Aku lebih bahagia sepuluh kali lipat, sayang."

Beberapa detik setelah mendengar itu, Claazora semakin merapatkan tubuhnya, memeluk perut laki-laki yang sedang mendekapnya itu, "Mau nggak kalau sepenuhnya percaya sama aku?"

"Hm?" Zevaldo bingung, "Kamu habis bikin kesalahan?"

Claazora dengan enggan menggeleng, "Enggak kok."

"Terus kenapa? Kamu kelihatan aneh sejak dari bandara waktu itu. Kenapa, hm? Bilang deh sama aku,"

"Nggak kok, aku cuma takut aja suatu saat nanti bikin kamu kecewa, dan kamu memprediksi semua kejadianya jadi kesalahan pahaman."

Zevaldo tentu saja semakin bingung, tetapi ia harus bersabar bukan? Jika bukan Claazora yang menceritakannya sendiri, mungkin lebih baik ia menunggu kabar selanjutnya dari alres.

Claazora mendongak setelah keheningan beberapa detik, menatap zevaldo yang sedang melamun. "Zevaldo, hei?"

Laki-laki itu menatap Claazora dengan tersenyum, "Tidur ya? Udah malem banget." Alih-alih membahas lebih banyak topik yang Claazora ciptakan.

"Zevaldo aku kan lagi ngomong sama aku."

"Lanjut besok, oke? Kita punya banyak waktu buat ngobrol, sayang. Sekarang udah malem banget, kamu harus tidur."

Claazora hanya bisa mendesah pasrah. Akhirnya ia mengalah, memposisikan dirinya dengan nyaman di dada zevaldo, kemudian memilih menutup kedua matanya.

Di samping itu, malah zevaldo yang menjadi gelisah dengan pikirannya. Tetapi, tangannya aktif menepuk-nepuk punggung Claazora seperti menidurkan bayi kecil. Di sela pikirannya yang tertuju pada hal negatif.

Dangerous Twins | 21+ [ ENDING ] ✅Onde histórias criam vida. Descubra agora