29 : Dia muncul

5.1K 200 116
                                    

"AKU HAMIL!"

Mendengar itu Zevarro langsung menatap Zemora tidak percaya. Pemuda itu langsung mematikan voice note di game nya tanpa keluar. Ia beranjak, menghadap Zemora secara langsung.

"Sekali lagi, Lo bilang apa barusan?"

"Aku hamil, var. Anak kamu."

"Nggak mungkin! Lo rutin minum obat, 'kan? Gimana bisa hamil?"

Zemora hanya menganga, "Kamu nggak ingat? Terakhir kali kita gituan kamu keluar di dalam. Dan kamu langsung kurung aku di kamar setelah kepergian Claazora dan Zevaldo! Sampai pagi, var. Kamu kurung aku di kamar kamu sampai pagi! Aku mohon-mohon sama kamu buat ambilin obatnya, apa kamu denger waktu itu?"

Zevarro langsung terduduk kembali di tepi ranjang, pikirannya kacau, benar jika waktu itu ia langsung mengurung Zemora dan meninggalkannya pergi begitu saja tanpa tahu selanjutnya.

Ia kembali mendongak menatap Zemora, "Kenapa Lo nggak bilang sekalian waktu makan malam tadi?" Ucapnya dengan suara pelan.

"Ya aku pikir ini masalah yang harus kita selesaikan berdua dulu sama kamu."

Zemora mengeraskan rahangnya, ia menutup wajahnya seraya memejamkan kedua matanya, kepalanya mendadak pusing.

"Kamu bakal nikahin aku, 'kan? Waktu itu kamu bilang bakal tanggungjawab kalau ada apa-apa. Kamu nggak bercanda kan soal itu?"

Zevarro hanya diam, masih di posisi yang sama. Dadanya sesak berada di tengah keadaannya yang semakin lama semakin berantakan. Belum lagi perasaannya yang masih sama terhadap Claazora.

"Var, ngomong dong,"

"DIEM DULU!" Zemora langsung tersentak dengan nada tinggi Zevarro. Dadanya naik turun hanya karena mendengar bentakan dari Zevarro.

Ia mengepalkan tangannya dengan erat, tatapannya beradu dengan tatapan marah dari Zevarro. Sampai akhirnya Zemora lebih dahulu memutuskan kontak mata itu, tidak ingin berlama-lama disana, Zemora akhirnya memutuskan untuk keluar dari kamar zevarro. Meninggalkan pemuda yang emosinya sudah memuncak. Kabar kehamilan Zemora membuatnya semakin tidak bisa berbuat apa-apa untuk memperjuangkan seorang Claazora.

Ia memukul-mukul kepalanya sendiri, merasa bodoh karena telah berbuat sesuatu yang merugikannya. Otaknya mendadak mengingat wajah cantik Claazora yang sering tersenyum kepadanya. Bagaimana paras cantik nan manis itu yang selalu membuatnya semakin membuat seorang zevarro jatuh cinta. Kenangan-kenangan masalalunya bersama Claazora juga terlintas di otaknya. Semakin memikirkannya semakin membuat Zevarro gila.

Ia hanya ingin Claazora. Ia hanya mencintai Claazora.

•••

"Genit banget jadi cowok!" Kesal Claazora yang sedari tadi mendapati zevaldo menyeruput minumannya dan terus saja mencuri pandang ke arah seorang perempuan, dengan pakai minim dan kekurangan bahan.

"Apasih? Nggak, sayang."

Claazora hanya diam, memutar bola matanya malas, ia tidak menghiraukan zevaldo sedikit pun.

"Kok marah? Aku nggak liatin siapapun, by. " Bujuk zevaldo seraya menggoyangkan lengan Claazora. Namun perempuan itu tetap saja acuh membuat zevaldo cemberut kesal. Akhirnya laki-laki itu hanya menunduk sambil berkata, "Maaf, sayang.."

Dangerous Twins | 21+ [ ENDING ] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang