57 : Menjatuhkan

4.1K 220 81
                                    

"Wuh! Hello Indonesia!" Girang alres merentangkan kedua tangannya, menghirup dalam-dalam angin bandara di tanah air yang ia rindukannya.

Begitu juga dengan Zevaldo dan claazora yang merasa senang, mereka saling melempar pandangan seraya tersenyum. Merasa gemas, zevaldo mengusap-usap gemas rambut Claazora dari belakang.

"Kak alres!" Alres menoleh, mendapati callista yang berlarian menuju ke arahnya.

Tentu saja alres merasa sangat senang bertemu dengan callista, untuk itu, pemuda itu merentangkan kedua tangannya kembali untuk menyambut Callista.

Bruk!

"Em! Princess aa'.." gemasnya seraya memeluk kepala callista.

Evellyn yang melihat itu bergedik geli, berbeda dengan Graviel yang memutar bola matanya jengah sekaligus kesal dalam bersamaan.

"Nggak bisa nafas, jantan!" Kesal zevaldo yang langsung menarik callista keluar dari pelukan alres. Si pelaku hanya menyengir kuda.

Tidak lama kemudian, mereka Zern muncul dengan gaya cool-nya. Pemuda itu membungkukkan tubuhnya 90 derajat di hadapan mereka, "Salam hormat dari kakak baru callista yang sangat-sangat di cintai–"

"Jijik!" Cetus Graviel

Alres hanya diam saja. Ia merasa emosi setelah melihat kedatangan Zern. Tanpa mengucapkan sepatah kata, alres pergi begitu saja sambil membawa kopernya. Membuat callista menggaruk kepalanya yang tidak gatal akibat heran dengan sikap alres.

Claazora pun menyusul langkah alres, setelah itu zevaldo. Di ikuti Graviel dan evellyn.

"Gue naik taksi," minta alres setelah berhasil menghentikan taksi di depan bandara.

Perlu kalian ketahui, jika sesungguhnya alres memang tidak ingin satu mobil dengan Zern. Si pelaku adiknya bunuh diri.

Callista yang melihat taksi alres pergi pun langsung menundukkan kepalanya lesu, ia hanya bisa mendesah kasar. "Kak alres marah sama callista?" Lirihnya, yang masih bisa di dengar oleh Graviel.

"Alres bukannya marah sama lo, cuma nggak suka aja deketan sama hama!"

"Maksud Lo apa!" Zern langsung menatap tajam Graviel

Graviel terkekeh remeh, "Hama emang si paling peka." Kalimat terakhirnya yang sebelum akhirnya masuk kedalam mobil.

Sebenarnya, zevaldo tidak ingin ikut campur masalah mereka. Tetapi bisa di pastikan, jika hal itu sampai menganggu callista, zevaldo tidak akan tinggal diam.

"Nanti biar kakak yang ngomong sama alres," walaupun begitu, zevaldo mencoba menenangkan callista.

Callista langsung tersenyum kemudian mengangguk, zevaldo yang ikut senang pun mengacak-acak gemas rambut callista.

Mereka pun sudah ada di dalam mobil, dengan Zevaldo yang di himpit oleh Claazora dan callista. Evellyn dam Graviel ada di belakang, Zern hanya duduk sendirian di depan.

"Masih sedih, hm?" Callista menggeleng seraya memaksakan senyumnya.

"McD mau?" Callista menggeleng lagi, "Sbux?" Lagi. Pertanda tidak.

Zevaldo mendesah kasar, tetapi ia tidak menyerah. Ia memikirkan kembali cara agar bisa mengembalikan mood callista.

"Ke Timezone, mau?" Perempuan itu masih tidak mau. Membuat zevaldo lagi-lagi berfikir keras.

"Pokoknya callista mau yang edisi baru!"

Pas akhirnya, ia mendapatkan sebuah ide dari ingatannya dulu. Dimana callista merengek pada alres untuk di belikan sebuah novel edisi terbaru.

Dangerous Twins | 21+ [ ENDING ] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang