Part: 14

651 22 0
                                    

Tentang Hafizha
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
•••
🎀Happy Reading 🎀
•••





Hafizha Fatdillah Zahwa perempuan cerdas yang selalu menginginkan segalanya. Tapi itu dulu, setelah dia mengerti bahwa apa yang dia mau tidak akan selalu ada. Gadis yang sebentar lagi akan menyandang gelar sarjana itu memiliki pemikiran yang berbeda, menurutnya jika dia bisa mengapa orang lain tidak? Oleh karena itu dia mempunyai impian ingin membuat anak-anak bangsa perpendidikan. Hafizha memang lahir dari keluarga yang bukan sederhana, tetapi kesederhanaan sudah melekat dalam dirinya. Keluarganya tidak terlalu dikenal, hanya sedikit orang yang mengetahui jika dia adalah anak semata wayang dari Ryan Mahendra dan Khaira Fatdillah. Hafizha memilih untuk mengejar karir nya sendiri, tanpa ingin meminta bantuan dari orang tuanya. Dia sangat menyukai belajar dan membaca buku adalah kewajiban baginya. Hafizha mempunyai hobi yang terhubung dengan musik, dia sedikit pandai dalam bermain gitar.

Pada siang hari ini Hafizha sedang mempersiapkan pembukaan perpustakaan  yang menjadi impiannya sedari dulu. Gadis itu terlihat sibuk menata barang-barang yang ada di dalam bangunan itu, tentunya ia tidak sendiri, Hafizha dibantu oleh para pegawai dan Haura.

Bangunan yang lebih cocok di sebut rumah itu berwarna putih di bagian luar nya. Untuk bagian dalam Hafizha memilih warna cream sebagai cat dinding nya. Ia sengaja memilih warna itu karena ia bingung, dan pilihan terakhir adalah cream, itu pun ia meminta saran dari Haura.
Rumah ini memiliki dua ruangan, satu khusus untuk membaca dan ruangan kedua di khususkan untuk mengajar anak-anak nantinya, ruangan kedua itu sengaja di buat kedap suara agar para pengunjung tidak terganggu oleh suara anak-anak nantinya.

Hafizha membangun tempat ini bertujuan agar anak-anak muda lebih meminatkan diri ke buku, daripada game yang tidak baik. Tempat ini akan di buka untuk umum, semua orang boleh memasuki nya, baik anak muda, anak-anak, bahkan orang tua sekalipun. Ia membuka nya secara gratis, tetapi Hafizha menerima sumbangan buku dari orang-orang yang ingin menyumbang. Karena dengan itu akan lebih banyak ilmu yang akan tersebarkan. Di tempat ini Hafizha sengaja menyediakan berbagai macam judul buku dan novel, dalam catatan itu masih pada hal positif dan berguna.

"Hafizha!" teriak Haura.

"Ada apa, Ra? Gue di luar!"

Haura berjalan keluar setelah mendengar suara dari pemilik bangunan ini, ia sudah berada di luar halaman, namun mengapa ia tidak menemukan Hafizha? Di mana gadis itu?

"Zha, lo dimana sih?" netranya menatap sekililing, tapi tetap saja Haura belum berjumpa dengan Hafizha.

"Ra, Haura! Woi gue di atas ini!" Hafizha berteriak memanggil nama teman barunya itu, ia tidak bisa bergerak beralasan karena takut jatuh.

Mendongak kan kepala nya, Haura kini dapat melihat keberadaan Hafizha yang sedang ada di atas tangga. "Lo ngapain, Hafizha?" ia menatap bingung gadis itu.

"Masang ini." dengan berhati-hati Hafizha menunjukkan papan nama yang bertuliskan'House Reading me' pada Haura yang berada di bawah.

"Astaghfirullah, kenapa harus lo? Kan ada yang lain." Haura menggelengkan kepalanya pening melihat tingkah temannya satu ini. Padahal dia bisa saja menyuruh orang untuk melakukan pekerjaan itu, tidak perlu merepotkan diri, lagipun tempat ini miliknya.

"Gabut gue, Ra." setelah selesai melakukan pekerjaan itu, Hafizha perlahan turun dari tangga.

Bruk

"Hati-hati weh, nanti lo luka repot entar gue!" dumel Haura ketika menyaksikan Hafizha melompat.

Sewaktu Hafizha sudah menyelesaikan semua pekerjaannya di dalam rumah baca ini, gadis itu tiba-tiba berkeinginan untuk memasang papan nama yang kebetulan belum terpasang, alasan gabut juga bisa di benarkan.

"Gapapa kali gue ngerepotin lo, lumayan lo dapat pahala." Hafizha mengejek dengan alis yang dinaik-turunkan.

'sabar biasa Haura diginiin, beda kalau bercanda sama orang pinter.'

"Btw, besok temenin gue pergi ya, Ra?" celetukan Hafizha mengundang tatapan selidik dari Haura.

"Mau kemana lo?" tanya Haura.

"Adalah, rahasia. Intinya besok temenin gue ya, Ra?" Haura tidak tega melihat raut memelas Hafizha, jadi ia pun mengangguk meng-iyakan.

"Zha, lo tau kan restoran yang baru buka itu? Katanya di sana makanannya en__" Haura tersenyum ketika mendengar bantahan dari gadis di depannya ini.

"Iya, Haura. Lo nggak kasih kode gue juga udah paham, besok setelah pulang dari tempat itu gue traktir." seminggu lebih berteman dengan Haura membuatnya sedikit tau tabiat gadis itu, tapi menurut Hafizha itu malah bagus, setidaknya Haura tidak naif dan menutup diri.

"Aaaaaaa...Thank you, Hafizha ku sayang!" Haura berlari masuk ke dalam dan meninggalkan Hafizha yang tersenyum geli mendengar perkataan gadis itu.

•••
.
.
.
.
.
.
.
.
.
•••
Bersambung
•••

Typo tandain!
Jangan lupa votmen, terimakasih.

💥Spoiler💥

"Kamu sudah sering ke tempat ini?"

"Hmm, belum lama sih, kenapa?"

"Gapapa, cuma mau tanya aja. Tempat ini tenang ya? Jauh dari hiruk pikuk kendaraan kota, adem rasa nya kalau berada di sini."

"Bisa di simpulkan, lo udah sering datang kemari, benar?"

"Ya, kamu benar. Oiya kita dari tadi mengobrol tapi belum berkenalan, nama kamu?"

"Hafizha, lo?"

"Nadira, semoga kita bisa bertemu kembali dan menjadi teman."

•••






Dia, Hafizha (ENDING) Where stories live. Discover now