Part: 06

861 30 0
                                    

"Ada duka di dalamnya, ada tangis yang mengiringi perjalanannya, ada pula luka yang manjadi kelemahannya, namun mereka tetap memiliki satu tujuan yang sama, yaitu Rabb-Nya."
~Hafizha~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
•••
🌼Happy Reading🌼
•••

"Lo kenapa sih, Atha?"

"Coba cerita sama gue, melamun di jadiin kerjaan." lelaki itu menarik kursi dan langsung berhadapan dengan temannya.

"Gua ketemu dia." masih dengan pandangan menatap ke arah jendela, Atha menjawab pertanyaan sahabat nya.

"Ketemu saha? Ngomong jangan setengah-setengah ngapa!" ujar Faranda.

"Gue ketemu perempuan itu, di cafe lo."  Faranda yang mendengar itu terlonjak kaget.

"Hah, apa? Gue nggak salah dengar? Lo serius?!" nah kan, dia yang hanya mendengar saja terkejut, apalagi diri nya yang berhadapan langsung.

"Hmm,"

"Iya apa kagak?"

"Astaghfirullah, iyaa Faranda iya." sahabat nya ini kenapa, sudah di bilang malah sok tak percaya.

"Santai. Terus lo gimana?" tanya Faranda.

"Ntah. Gue cabut, ada janji sama Umi." Faranda yang melihat itu menggerutu kesal. Ini nih hal yang paling ia tak suka dari Atha, bikin penasaran.

"Assalamu'alaikum." ujar pemuda berkemeja hitam setelah ia berjalan sedikit jauh.

"Wa'alaikumussalam," jawab Faranda.

•••

Di ruang makan ini, terasa sedikit ramai. Yah, makanan yang tersaji lumayan banyak.
Gadis yang baru saja turun dari kamar nya saja pusing melihat beberapa maid mondar-mandir menyiapkan makanan.

Ada acara?

Tiba-tiba ada yang menepuk bahu gadis itu, dia menoleh melihat siapa orang itu. "Papa," ujar nya.

"Kenapa melamun, tidak baik. Ayo kita ke meja makan, lihat lah dia sangat antusias menyambutmu." gadis itu mengikuti arah pandang sang Papa, dan dia menemukan seorang wanita yang memakai balutan gamis berwarna biru. Dia sibuk membantu para maid menyiapkan makanan.

"Emang ini buat aku?"

"Tentu, buat siapa lagi. Dia amat menanti momen ini, Papa sudah mengatakan untuk tidak terlalu berlebihan tapi mau bagaimana lagi dia keras kepala." Hafizha melihat Papa nya yang memandang lekat wanita itu.
'Papa sepertinya sangat bahagia.'

"Ini terlalu berlebihan, Papa. Bagaimana kalau makanan nya terbuang, aku nggak makan sebanyak itu." gadis itu menyaksikan Papa nya terkekeh pelan.
'Jarang sekali Papa seperti ini'

"Yakin Papa, makanan itu tidak akan terbuang. Jika dia memiliki rencana untuk membuat hal seperti ini, dia juga pasti memikirkan solusi untuk dampak nya. Lihat nanti, makanan itu pasti akan habis," jelas Ryan. Lalu setelahnya dia mengajak Hafizha untuk ke meja makan.

'Tiga tahun mengetahui segalanya'

Sesampainya di sana, Hafizha melihat wanita itu tersenyum ke arah nya. Dia menyadari kedatangan nya dan Papa, wanita itu Sasa Damayanti____cinta pertama Papa dan istrinya saat ini.

Dia, Hafizha (ENDING) Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ