💕Setitik rasa💕

Start from the beginning
                                        

"Boleh aja. Silakan kalau kamu mau."

Ingin rasanya Shena menampar mulutnya sendiri karena sudah salah bicara. Kini, perempuan yang  wajahnya  sudah ditutup oleh sheet mask itu terbangun lagi, walau sedikit kesusahan.

Ia hanya perlu diam lalu melanjutkan niatnya untuk memasang masker di wajah tampan titisan dewa Apollo tersebut. Ah, bukan. Shena lebih suka menyebut Calvin sebagai boneka santet atau tiang listrik seperti biasanya.

"Sudah."

"Gini doang?" tanya Calvin yang belum sepenuhnya terbaring. Ia bersandar pada tumpukan bantal di belakang punggungnya.

"Nanti tunggu dua puluh menit habis itu dibilas," ucap Shena merapikan masker yang terlipat di bagian pipi kiri suaminya. Padahal lelaki itu lebih rajin menggunakan skin care daripada dirinya sendiri.

"Pake apa bilasnya?" tanya Calvin lagi sambil bersedekap. Kaki mereka saling berselonjor menikmati halusnya kasur tersebut.

"Debu." Melihat Calvin yang sontak tertawa sembari menepuk-nepuk guling di sampingnya, Shena menjadi tertular oleh tawa itu.

Hingga sepuluh menit berjalan sembari menunggu masker keduanya kering. Mereka berniat menonton tayangan televisi, tetapi sangat tidak menarik. Justru Calvin dan Shena memilih untuk saling melempar ejekan, saling memberi tantangan untuk hal-hal sepele. Sampai mereka lelah dengan sendirinya.

Dan berakhir tertidur pulas. Dengan tangan mereka yang saling memeluk satu sama lain sambil berbagi selimut, lalu tidak lupa masker yang masih menempel di wajah pasutri penuh cobaan itu.

Cobaan perasaan yang sampai saat ini susah untuk diutarakan.

💕💕💕

Acara ke pemakaman sedikit lebih telat karena Calvin harus mengecek para unggas miliknya. Puyuh yang direncanakan akan panen hari ini, rupanya sebagian ada yang mati. Mengingat permintaan raw food tersebut semakin banyak dari para pawrent. Calvin tak bisa santai-santai saja menanggapinya.

Karena kepuasan konsumen adalah prioritas baginya. Jika teringat pabrik bagian puyuh giling, tentu saja ingatannya langsung tertuju pada mendiang Satya. Karena dengan dia lah Calvin meracik makanan kucing tersebut.

Sekarang posisi dokter hewan di kliniknya masih kosong sementara. Padahal banyak yang sudah berlangganan di sana. Dan sebisa mungkin Calvin ingin segera mencari dokter baru yang bersedia bekerja di tempatnya.

Shena
Masih lama?

Calvin
Masih kayaknya

Shena
Berapa menit lagi?

Calvin
10 jam lah

Shena
Ya udah sekalian nggak usah berangkat!

Calvin
Coba buka pintu depan

Shena
Buka aja sendiri

Calvin
Astaga. Salah terus jadi cowok. Bercanda doang padahal

Shena
Bercandamu nggak lucu!

Calvin
Aku udah buka pintu. Coba lihat kesini

Shena
Ma to the les. Males!

Calvin
Liat bentar deh

Shena
Mengirim sebuah foto

ShenaMengirim sebuah foto

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
From Enemy to be PasutriWhere stories live. Discover now