- 23

11 1 0
                                    

Happy Reading~~
2.000 kata

***

Arlana kini mulai siuman. Satria yang memang sengaja bolos sudah dari pagi dirinya disini.

"Aduh anjing.. Shh kenapa sakitnya baru sekarang dahh," Arlana meringis sakit saat menggerakkan tubuhnya. Satria yang menyadari itu berjalan menghampiri nya.

"Jangan banyak gerak dongo udah tau abis kehilangan darah juga lu," omel Satria merebakan kembali Arlana.

"Alay,"

Satria mengabaikan Arlana. Ia ber alih ke kasur satunya lagi yang terdapat Langit disana. "Kira-kira dia kapan siuman bang?" tanya Arlan.

"Mungkin bentar lagi, dokternya tadi pas periksa katanya dah mulai membaik," jelasnya. Arlana mengangguk sampai ada yg mengetuk kamarnya itu.

Mereka menoleh ke arah pintu. Menunggu orang yang berada di balik sana masuk. "Woy, gimana?? Udah enakan lan?" Januar datang dengan bawaan yang asik.

Arlana menggeleng, "masih lemes, kalau di gerakin ke bergetar setubuh anjay." jelas nya. "Langit?" Januar menanyakan soal Langit dengan matanya yang bergantian melihat Satria Arlana.

"Udah mendingan terakhir di cek dokter," Satria menjelaskannya lagi. "Et dah bang, kalau jenguk orang sakit tuh orang mah bawa buah tangan." protes Arlana.

"Lupa,"

"Ini temen lu balik kapan? Buset lama amat." Satria melihat jam mulai pukul 13.24
Namun yang lain belum datang.

"Berarti kita harus jelasin ntar pas mereka semua datang." omong Januar mendadak. "Bener,"

"Lu sama Stela si ka yang buat  gua penasaran." sambar Arlana. "Lu ga mau mulai start sekarang aja ka? Gua dah penasaran anjay," lanjutnya.

Di sela obrolan mereka, tak lama mendengar suara meringkis. "Ngit? Lu dah sadar?" Satria mendekat ke arahnya.

"s-sakitt.. " Langit masih meringkuk karena tubuhnya terasa begitu sakit. "Bang panggil dokter!"

Januar berlari mencari dokter di luar. Ia membawa dokter itu ke kamar mereka berdua.

"Dok, gimana?" Satria bertanya. "Seperti yang saya katakan pagi tadi, Langit sudah mulai membaik walaupun tubuhnya masih kaku, namun ia akan mulai perlahan sadar." jelas dokter itu.

"Kalau untuk pemulihannya kira-kira berapa lama?" Arlana penasaran. "Sekitar 30 hari, bahkan bisa lebih."

Mereka mengangguk berbarengan. "Sekarang dia dah sadar belom si dok?" Satria bingung pasalnya Langit meringis.

"Seharusnya sudah, kalian tunggu saja paling ga lama lagi sadar." Dokter itu bersiap meninggalkan ruangan. "Saya permsisi," ucap dokter itu yang membuka pintu dan pergi dari sana.

Sambil menunggu Langit sadar, mereka juga menunggu anak yang lainnya datang dengan memainkan game online.

"Ini ada tv kaga bisa nyala apa ya?" Arlana mencari remot tv sambil bersender di atas kasur.

"Di atas meja," ujar Januar tanpa memalingkan pandangannya dari game yang ia dan Satria mainkan.

"Tolong ambilin ke minimal,  ett dah yaa," Arlana mencoba perlahan menurunkan kakinya dari ranjang.

Sshttt..
"Sakit juga ya anjay," Arlana berucap pelan dan mencoba mulai melangkah dengan yang pasti berpegangan pinggir ranjang.

"Dih goblok ngapain turun!" omel Satria di sela permainan nya. "Lu aja pada kaga mau ambilin mending gua jalan ndiri," tak memalingkan pandangannya Arlana berjalan.

ENOUMENTWhere stories live. Discover now