-16

4 1 0
                                    

Happy Reading~~
2.000 Kata

***

Arlan yang kini berada di belakang jok motor Reval hanya diam, ia juga menjaga jarak agar tidak terlalu dekat dengan Reval. Kedua nya juga tak berbicara apapun.

Perjalanan yang mereka tempuh juga cukup jauh, bukan ke arah pulang rumah Reval atau Arlan melainkan ke tempat lain. Arlana tentu sadar dengan arah yang di tuju.

Tadinya dia berontak untuk segera di turunkan, tapi Reval tak menjawab malah membawa motornya lebih cepat dari biasanya. Tentu itu buatnya takut.

Hingga beberapa menit setelahnya, Reval memarkirkan motornya di daerah dermaga. Ia menyuruh Arlan turun terlebih dahulu. "Lu ngapain si bawa gua kesini?" tanya Arlan.

Reval tak menghiraukan itu melainkan ia langsung menarik tangan Arlana tuk lebih ke ujung dermaga. "Ck, ka anjing lo!" Arlana masih mencoba melepaskan tangannya dari dekapan Reval.

"Jangan berontak, gua juga bakal lepasin lo!" saat dirasanya sudah sampai Reval menepis tangan Arlan. "Ga jelas lo anjing," dengan nada nyolot nya Arlana kini berjalan kembali ke arah pantai.

"Jangan pergi lan, yang lu liat dan yg lu bilang semalem itu bener. Gua emang orang nya," ucap Reval menghadap laut. Hal itu membuat Arlana berhenti dari langkahnya. Ia membalikkan badan memperhatikan Reval.

Hfftttt...
Reval berbalik menghampiri Arlan berada. Ia menarik tubuh Arlan untuk lebih dekat kepadanya. "Sorry, gua baru bisa jujur sekarang lan,"

"Kenapa lu ga jujur? Lu malu punya temen kecil kaya gua?" Arlana merenggangkan pelukan nya. "Lu juga yg semalem kekeh banget kan kalau bukan lu yg gua cari?" lanjutnya.

"Ga gitu lan, gua kira lu ga bakal inget. Apalagi itu dah lama banget jadi yaudah gua juga ga bilang apa apa," bela Reval. "I'm so sorry Arlanaa.... "


"Yang di bilang Langit juga bener. Seharusnya gua percaya sama lu kalau bukan lu pelaku yg sebarin berita itu.. " lanjutnya.

Arlan meneteskan air mata. Entah kenapa hatinya merasa sakit. "Lan?" panggil Reval.
"Ko sakit ya ka?" tanyanya.

"Di sisi lain gua lega, gua udah ketemu lu. Tapi rasanya juga sakit bahkan lebih sakit dari semalem pas gua liat foto itu." lanjutnya.

"Gua yang salah Arlana. Seharusnya gua jujur dulu ke lu, baru kita sepakatin soal pernikahan mereka," Reval memeluk kembali tubuh Arlana entah gimana Reval paham arah perkataan Arlan barusan. Pelukan itu di balas olehnya.

'gua sayang lu lan, tapi langkah gua ternyata salah. Sorry Arlana.... ' batin Reval sambil mempererat pelukannya.

"t-tapi ka, lu sekarang percaya sama gua?" tanya Arlana yg di balas anggukan oleh Reval. "Kita harus ke satu tempat lagi lan," ajak Reval menarik lengan Arlana.

"Eh? Mau kemana?" Arlana mengikuti Reval yg menarik tangannya.

***

Langit dan Krystia kini sampai di rumah Satria. Mereka langsung masuk ke kamar Satria, tempat Dimana berada. "Woy bro," sapa Dimas melirik dikit dan fokus ke ps yg ia mainkan.

"Main apaan lu? Satria mana?" tanya Langit menaruh tas nya. "Kaga tau gua," jawabnya.  Langit sekilas melihat Krystia di ambang pintu tak nyaman. "Lu nyuruh anak orang ngikut kesini juga tapi di cuekin," Langit membuka jendela kamar sedikit.

ENOUMENTWhere stories live. Discover now