-11

12 8 0
                                    

Happy Reading~~
2.000 kata

***

“yaudah main ps dah, mana sini stik satu lagi” Arkasa mengalah. “nah dari tadi ke”

Langit menaruh gitarnya di atas sofa. Ia berniat ke dapur untuk mengambil minum. Saat ia ingin membuka pintu masuk ke dalam, ia tak sengaja menginjak sesuatu.

Ia mengambil barang kecil itu dan memperhatikannya. Sepertinya sudah ancur. Ia menguntungkan barang itu di saku celananya dan pergi ke dapur.

“mba mau air dong hehe” Langit. “mau apa?” tanya mba Sri. “es teh aja dah mba”

“oke”

Saat Langit sedang menunggu es teh yang di buat, ayah Reval menghampiri dirinya di dapur. “Langit tolong panggilin Reval ya suruh ke kamar saya” suruhnya yang langsung meninggalkan dapur.

“siap”

“nih udah, mba bikin banyak tuh sekalian biar ga bolak-balik” mba Sri memberikan satu teko berukuran sedang berisi es teh dan beberapa gelas di sampingnya.

“Oke, makasih ya mba” Langit segera pergi meninggalkan dapur dan segera kembali ke gudang. Ia membuka pintu gudang dan menaruh air itu di atas meja.

“Val di panggil baba lu noh” ucap Langit sambil mengisi gelas dengan es teh. “ngapain?” tanya Reval, Langit hanya menaikan bahunya sambil meminum air yang ia tuang menandakan ia tak tau.

Reval menghentikan ps yang tengah ia mainkan dan pergi menghampiri ayahnya berada. Ia sampai di depan kamar ayahnya dan mengetuk pintunya.

Ayahnya membuka pintu kamarnya dan menyuruh Reval masuk. Reval hanya menunggu ayahnya berbicara tanpa menanyakannya lebih dulu.

“Nanti malem ikut gua” ucap ayahnya. “mau coba nikah lagi? Sama jalang yang mana?” tanya Reval sambil melipat kedua tangannya menatap tajam ayahnya.

Ayahnya hanya menghela nafas dan langsung pergi dari kamarnya tanpa mempedulikan Reval. Ia tak akan seperti ini kepada Reval kalau bukan karena perjanjian.

Reval pun sama. Ia hanya berpura-pura seolah membenci ayahnya. Reval tak sengaja tau alasan kenapa ayahnya sering mempertemukan dirinya dengan banyaknya calon pengganti mamanya.

Bahkan perempuan yang ayahnya akan kenalkan kepadanya, sepertinya ia pun sudah tau orang itu siapa.

***

Arlan memarkirkan motornya sambil tertawa. “yaa, masa kalahh” ledeknya. “berisik lo cil” balas Anya kesal.

Arlan terus meledek Anya yang terpancing dengan ledekan dirinya. “LU BENER-BENER YA! SINI LO” teriak Anya mengejar Arlan yang sudah lari lebih dulu masuk ke dalam sekolah.

Vanes hanya memerhatikan mereka sambil menggelengkan kepala. Tak lama saat ia berjalan masuk dua motor datang.

Ia berbalik untuk melihat siapa yang datang. “KA VANESS” teriak Stela memanggil dirinya. Bata dan juga Galih mereka mengarahkan motornya ke arah Vanes berada.

Stelah dan Najila turun dari motor. Tak lupa juga kedua untuk melepas helm yang ia pakai tadi.

“dah makasih yaa, babay” ucap Najila sambil memberikan helm kepada Galih. “udah? Ayo” ajak Vanes. “lu berdua pulang aja ntar gua yang anterin balik dia berdua” suruh Vanes.

ENOUMENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang