-03

87 35 23
                                    

Happy Reading~~
2.000 kata

***

"ABANG ISH GADA SINYAL DISINI" Arlan semakin panik dan mengentakkan kakinya beberapa kali. "udah lu taro hp nya kita coba aja tanya orang di rumah itu"

"misi bang, mau tanya ini keluarnya ke arah mana ya?" tanya Arkasa dengan sopan.

Ketiga lelaki itu tak mempedulikan Arkasa, mata mereka terus menuju ke arah Arlana.

"Sama kita yu cantik, nanti pasti puas tenang aja" goda salah satu lelaki itu yang ingin menarik Arlana yang kini di berada di belakang tubuh Arkasa.

Arkasa yang melihat lelaki itu ia mencoba menepis nya, "bang maaf tapi jangan kurang ajar gitu lah" Arkasa yang berusaha untuk tetap tenang

"Alah bacot lu bocah mending join juga lu sekalian" lelaki lainnya yang menyingkirkan tubuh Arkasa.

Arlana terdiam melihat itu dengan wajah datarnya. "ayo adik manis" para lelaki itu mencoba untuk membawa Arlana untuk pergi ke markas mereka.

"WOY JANGAN KURANG NGAJAR LU" teriak Arkasa.

Ia menghampiri kembali dimana Arlana berada. Belum sempat lelaki itu memegang tangan Arlana, ia sudah mendapatkan serang balasan terlebih dahulu.

Arlana memplintir tangan salah satu lelaki itu, "Lu pikir gua cewe apaan?! Liat umur bego! Punya otak pake ke anjing jangan hidup doang! beban banget jadi orang"

Mereka mendengar ucapan itu terkejut begitu juga Arkasa. Ketiga lelaki itu amat sangat marah, "SIALAN LU BOCAH LEPASIN TANGAN GUA!"

Arlana tidak menghiraukan lelaki yang tangannya masih ia plintir. Kedua temannya itu mencoba ikut menyerang Arlana.

Arlana menendang perut lelaki yang tangannya ia plintir, lelaki itu terjatuh tepat di atas temannya.

Itu menjadi keuntungan buatnya karena ia tinggal melawan yang satunya.

Arkasa melihat Arlana yang diserang itu hanya terdiam dan menonton. Ia tak menyangka jika Arlana jago dalam bela diri.

Lelaki itu meluncurkan pukulan ke arah wajah Arlana, namun ia bisa mengelak serangan itu.

Saat Arlana berniat melakukan serangan balik, ia ingin meluncurkan tendangannya ke arah perut namun meleset.

Arkasa yang menonton itu juga terkejut dan tertawa. "YAH ANJING KENA BURUNGNYA" panik Arlana

Lelaki yang menerima serangan itu ia terdiam sambil memegang miliknya itu, tak lama setelahnya ia tumbang. Tidak pingsan ia hanya terdiam menahan sakit.

Arlana hanya terfokus oleh lelaki yang barusan ia tendang hingga tak sadar salah satu lelaki lainnya mencoba menyerang dirinya dari belakang.

Hal itu dilihat oleh Arkasa, ia segera melemparkan helm yang ia pegang ke arah lelaki itu. Lemparannya tepat mendarat di kepala lelaki itu.

Arlana berbalik melihat lelaki itu jatuh pingsan karena benturan helm Arkasa. "anjirr bang parah kualat lu"

"udah lanjut, biarin lah sapa suruh jadi orang bejat banget" Arkasa yang menarik Arlana dari sana.

Arlana berhenti sejenak yang membuat Arkasa berbalik badan kearahnya, "Helm lu oncom"

"bah iya lupa" Arkasa menyadari itu ia segera mengambil helmnya dan segera pergi dari sana bersama juga Arlana.

Sesampainya mereka di motor Arkasa masih melihat Arlana dengan tatapan aneh. "kenapa si lu?"

"jawab jujur ya, ini lu beneran cewe kan?" tanya Arkasa.

ENOUMENTWhere stories live. Discover now