-10

34 13 8
                                    

Happy Reading~~~
2.000 kata

***

“sini aja ngit” ucap Anya.

Langit memberhentikan motornya. Kini Anya turun dari motor Langit. “ke sekolahan kan lu? Mau gua anter lagi?” tanya Langit

“Makasihh, tapi gua dah janjian sama Vanes tadi dia mau kesini” jawab Anya, Langit hanya mengangguk mendengarnya.

“Oke gua duluan ya” ucap Langit menghidupkan kembali motornya dan meninggalkan Anya.

‘Yang lu suka siapa si ngit? Kenapa harus ngasih perhatian ke gua sama Zahira?’ batinnya.

Ia memerhatikan Langit yang makin menjauh dari kosan tempat tinggalnya. Kini Anya berjalan masuk ke dalam kosannya. Namun tetangga samping kosan dia memanggilnya.

“Anya ini ada titipan” tetangganya itu memberinya satu kotak yang tak ada tanda pengirimannya. “dari siapa?”

“gatau, kemarin pas gua nanya ga di jawab ama kurirnya. Katanya si lu bakal tau” jelas tetangganya.

“oke, makasihh yaa” ucap Anya membawa masuk kotak itu ke dalam kosannya. Ia menaruh di atas kursinya, berniat untuk mengganti pakaiannya lebih dulu baru melihat apa isinya.

Kini Anya sudah selesai mengganti pakaiannya. Ia membawa kotak itu ke atas kasur dan membukanya. Saat di buka terdapat beberapa barang dan beberapa dokumen.

Saat ia mengeluarkan barang-barang yang ada ternyata itu miliknya yang masih ada di rumah lamanya. Tepatnya rumah orang tuanya.

Terdapat surat di dalamnya, ia membuka dan membaca isi surat itu.

‘Anya, papa sama mama sudah resmi berpisah. Papa pergi ke kuala lumpur untuk melanjutkan bisnis papa disana. Mama bawa adik kamu Safa. Kamu bisa kan tinggal sendiri? Papa sudah membuat kartu keluarga baru tanpa kamu, mama, dan Safa. Satu lagi jangan lupa tanda tangan di dokumen yang papa kasih. Besok siang ada orang papa yang akan mengambilnya’

Anya sangat marah saat membaca isi surat itu. Awalnya ia masih bisa menahan, namun tak berlangsung lama saat ia melihat isi dokumen perjanjian yang papanya buat.

Perjanjian perpisahan kartu keluarga, tinggal sendiri, dan tidak boleh mengaku jika ia anak dari papanya. Walaupun papa dan mama Anya masih suka memberikan uang yang lumayan besar namun bukan itu yang ia mau.

Tanpa Anya sadar ia mengeluarkan air matanya. Tubuhnya terasa lemas. Hatinya pun terasa amat kosong. Ia menyobek kertas surat yang ayahnya kasih.

Melemparkan semua barang yang berada di sekitarnya. Ia merasa dirinya terasa di buang oleh keluarganya sendiri. Ia menangis sesegukan sambil melipat kedua kakinya dan memeluk dirinya sendiri.

Sendirian.

***

“Bang buruan apa gua dah ngantuk” ngeluh Krystia di atas motor. Pasalnya yang harusnya dari 10 menit sebelumnya ia sudah sampai di rumah namun Dimas membelokkan motornya ke arah lain.

“Gpp kali jalan-jalan dulu” ucap Dimas sambil melihat spion kanannya terlihat Krystia yang berada di belakangnya memasang wajah kesal.

“iya deh nanti di depan belok ya” ucapnya sambil tersenyum kecil ke arah spion. Tak perlu waktu lama ia sampai di pekarangan rumah Krystia.

ENOUMENTWhere stories live. Discover now