-17

6 2 0
                                    

Happy Reading~~
2.000 kata

***

"Gila dah mereka,"

"Pantesan putus satu bapak anjay,"

"Circle nya parah toxic,"

"Lawak banget ya ga? pantes cewenya waktu ntu ngajak putus,"

Saat tadi Vaness ingin ke kantin ia tak sengaja melihat mading arah kantin di penuhi orang. Karena ia penasaran ia melihat berita tentang dia terpampang di sana.

Orang-orang yang ada di sekitar nya sekarang menatap nya tak enak. "Sadar diri ya lo! Lagian Arkasa emang cocok nya tuh sama cewek kaya gue," ucap salah satu murid di samping nya yang menatap sisnia ke arahnya.

Vanes tak menghiraukannya. Hatinya sesak sekali melihat itu. Beberapa murid wanita yang merupakan fans Arkasa tak berhenti mengomentari nya.

Seseorang ikut menyelip untuk melihat berita itu. "Ada apaan?" tanya Arkasa yang berhenti tepat di belakang Vanes.

Saat ia mulai membaca berita itu, Vanessa berlari menjauh dari kerumbunan itu. Arkasa selesai membacanya dan melihat arah yang di lewati Vaness berlari menjauh.

Kini Arkasa hanya bisa menghela nafasnya kasar. Rasanya sakit, mengingat ia masih menyukai Vanessa.

Namun.... Faktanya terlalu sakit jika memang mereka putus karena mereka saudara. Di tambah saat itu Vanes tak bilang apapun selain kata putus dan meninggalkan nya begitu saja.

Arkasa pergi dari kerumbunan orang-orang itu melangkah cepat mencari Vanessa. Walaupun sakit, entah mengapa hatinya tetap ingin mencari Vanessa.

Entah ia gimana nantinya, di pikiran awalnya Arkasa ingin sekali melepas emosinya ke Vanessa.

***

Saat Arlan berjalan melewati koridor, yang tadinya ia dengar komentar negatif tentang Stela kini berubah ke Anya. Jujur ia kaget dengan berita yg terpapang di mading itu.

Kini ia sedikit berlari mencari teman temannya yang lain. Tak sengaja saat di belokan ia hampir tertabrak dengan Stela dan Najila.

"Lu berdua?"

"Kenapa? Kaget gua sama Najila sekarang bisa bareng lagi?! Lo udah nyebar tanpa ijin ngefitnah! Temen macam apa si lo!" judes Stela.

Arlan tentu terkejut dengan perkataan Stela. Sepertinya ia salah nada bicara. "M-maaf Stela... Tapi gua emang ga nyebar soal keluarga lu berdua... " lemas Arlan.

"Udahlah Stel, gimana pun juga gaada bukti yang betul-betul ngarah ke Arlana," Najila mencoba merelai mereka. Entah gimana ia memikirkan ini semalaman dan dia emang gak yakin kalau Arlan yang buat.

Gimana pun juga mereka sudah berteman lama, dan menurutnya Arlan tipe orang yang jika benci atau ada masalah yang ia tau pasti ia akan ngebahas dulu untuk gimana enaknya nantinya.

"Gua minta maaff.... " Arlan masih tertunduk. "Udah lah, gausah di bahas. Gaada bukti yang ngarah ke lo! lu cuma sekedar tau aja kan?" jelas Najila.

ENOUMENTWhere stories live. Discover now