LEO [25]

5.3K 311 18
                                    

"Jocelyn... bangun!" Aku memeluk istriku yang masih tertidur nyenyak. Menghirup aroma khas miliknya yang sangat aku sukai. Tanganku yang tidak menjadi penyangga kepalanya mengelus pipinya yang lembut. Ia bergerak, membenamkan wajahnya ke atas dadaku. Ya ampun, aku bakal betah kalau dia seperti ini terus.

"Ra, ayo bangun ah sudah siang."

Ia tetap tidak mau membuka matanya, badannya malah menggeliat manja karena sepertinya ia agak terganggu dengan suaraku. Aduh Hera, jangan sampai kamu membangunkan sesuatu yang belum saatnya untuk bangun.

"Ayolah Jocelyn, bangun..."

Ting Tong...

Ampun Hera... Susah sekali sih membangunkan gadis yang satu ini. Ya sudahlah, lebih baik aku membuka pintu dan melihat siapa tamu yang datang sepagi ini.

Aku mengembalikan kepala Hera ke atas bantalnya dengan hati-hati dan beranjak ke pintu rumah untuk melihat siapa gerangan yang datang ke rumahku.

"Ya ampun! Kamu baru bangun ya?!"

Sosok yang sedang berdiri di depan pintu rumahku adalah Mama, ia berkacak pinggang melihat wajahku yang masih fresh dari tempat tidur. Maksudku belum sama sekali tersentuh oleh air.

"Mama? Pagi banget datengnya." Komentarku yang dibalas dengan delikan oleh Mama.

"Pagi darimana Yo? Ini sudah mau jam setengah sembilan. Memangnya Hera tidak kuliah?"

Aku menggeleng. "Dia masih tidur di kamar Ma."

"Ya ampun kalian berdua, pasti kalian tidak sholat subuh?"

"Sok tau deh Mama, sholat kok. Terus kami tidur lagi."

"Ngapain aja sih kalian sampai kesiangan seperti ini?"

"Leo dan Hera baru tidur jam satu malam Ma, kami capek."

Tiba-tiba mata Mama berbinar. Aku jadi sangat heran, ada apa dengan Mama? Ia pun masuk begitu saja ke dalam rumahku dan berjalan sampai ke kamarku. Aku mengikutinya sampai ke dalam kamarku, dan di dalam kamar aku dapati Hera sedang terduduk sambil mengusap-usap matanya yang masih belum terbuka dengan sempurna.

"Mas Leo... Habis darimana?" Dengan suara parau Hera bertanya, sepertinya ia belum menyadari kalau di kamar ini ada Mama juga.

"Ya ampun sayang! Kamu capek ya? Sudah sana kamu tidur lagi aja, nanti biar Mama yang masakin kalian. Rencana Mama ke sini juga untuk masakin kalian sih, hehe." Mama berucap panjang lebar.

Hera mengusap matanya dengan tempo lebih cepat, ia menatap ke arah Mama tidak percaya, tapi sedetik kemudian ia menghambur di pelukan Mama.

"Mamaaaa, kapan datang? Hera kangen Ma!"

"Baru datang sayang, sudah sana kalau mau tidur, tidur lagi saja."

Hera menggeleng. "Enggak Ma, Hera udah gak ngantuk malah sekarang segar. Ayo Ma kita ke dapur!"

Sambil menggandeng erat tangan Mama, Hera mengajak Mama untuk keluar dari kamar.

Baiklah, lebih baik aku mandi karena mereka berdua sepertinya melupakan kehadiranku.

- - - - -

Aku menghampiri Mama dan menyalaminya, Mama protes karena aku sampai lupa dengan kesopanan terhadap orang tua dan aku hanya membalasnya dengan cengiran. Kemudian aku beralih kepada Hera dan memberikannya sebuah kecupan singkat di dahinya. Ia lumayan membuatku terkejut karena ia tersenyum dan memberikan segelas susu coklat kepadaku.

"Mama Nate, Mas Leo, aku mandi dulu ya!" Sambil membereskan gelas minumannya, ia bangkit dan izin kepadaku dan Mama. Kami berdua mengangguk dan ia pun berlalu dari sini.

FortunatelyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang