HERA [14]

5.9K 307 6
                                    

Keep vomment ya guys ;)

- - - - - - - -

Suasana kantin kali ini begitu tidak membahagiakan, eh sebenarnya bukan kantinnya yang gak bahagia, tapi akunya yang gundah gulana. Bukan, aku bukan sedang patah hati atau bahkan putus asa, tapi aku, lebih tepatnya, ah apa ya yang bisa menjadi kiasan keadaanku ini? Aaaaah, pusing-pusing-pusing. Bete, bete, bete, bete!

"Hera! Ngapain sih mukul-mukul meja kantin?"

Aku tergelak. Terkejut dengan suara yang datang tiba-tiba terdengar dari arah belakangku. Ketika ku lihat. Ternyata berdiri Shilla yang sedang menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Shilla ngagetin tau ga!" omelku kesal.

"Siapa suruh merusak properti milik negara," sembari menggerutu Shilla mengambil tempat duduk di sebelahku. "Kenapa lagi sih lo?"

"Shil bawa mobil ga hari ini?" tanyaku tanpa menjawab pertanyaannya.

"Bawa. Kenapa?"

"Anterin ke rumah Bunda, please...."

"Lah emang suami lo kemana? Minta anterin sama dia lah..."

Aku menggeleng kencang. "Maunya sama lo! Ya Shil, yaaa..."

Shilla berdecak, tapi akhirnya ia mengangguk. "Tapi gue masih ada kelas, baru bisa anter lo ke rumah Bunda." Katanya.

 "Ya udah kalau udah selesai langsung keluar kelas ya!" Ucapku sambil memandang Shilla dengan mata berbinar-binar.

"Iya, jangan kemana-mana lo." Setelah berkata seperti itu Shilla pergi meninggalkan aku menuju kelasnya.

Baiklah, sekarang aku sendirian dan harus menunggu Shilla sampai satu jam empat puluh menit mendatang. Apa yang harus aku lakukan? Seandainya ada mobilku, aku pasti bisa pergi dengan cepat ke rumah Bunda tanpa harus menunggu Shilla.

 "Hai."

"Astagfirullah!"

"Eh, maaf-maaf, maaf kalau bikin kaget."

Aku menoleh ke arah belakang lalu mendapati sosok laki-laki yang membuatku terkejut seperti tadi. Ya ampun... Dia adalah laki-laki yang pernah kutabrak dulu. Tampannya...

"Hei? Maaf ya?"

Aku tersadar dari lamunanku ketika mendengar ia kembali berbicara. "Eh iya, gak apa." Balasku dengan senyuman yang aku usahakan semanis mungkin.

"Boleh gabung duduk di sini?" Tanyanya meminta izin.

Aku mengangguk, jujur saja, aku merasa sangat senang bisa duduk bareng orang ganteng. Hehe.

"Sendirian aja?" Setelah ia mengambil tempat duduk di sebelahku, ia kembali mengangkat suaranya. Aku hanya mengangguk menjawabnya. "Gue Althaf Alghifary, jurusan sih sama kayak lo Kak, tapi gue satu tahun di bawah lo." Ia mengulurkan tangannya ditambah dengan senyumannya yang aduhai bikin gak tahan itu.

Aku sedikit tersenyum dan menjabat tangannya. "Em..."

"Jocelyn Hera Ariana, mahasiswi pendidikan bahasa Indonesia semester tujuh." Belum sempat aku berbicara, ia sudah menyelakku lebih dahulu dan menyebutkan identitasku.

"Kok, bisa tau?" Tanyaku tak percaya.

Ia kembali tersenyum, "Gue selalu tau apapun."

"Hahaha, bisa aja." Balasku.

"Oh ya, kenapa sendirian aja? Memangnya gak ada kelas?"

"Enggak ada, tapi lagi nungguin temen."

FortunatelyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang