LEO [23]

6.5K 350 20
                                    

Wangi yang belakangan ini mulai menjadi kesukaanku tercium. Aku mengeratkan pelukan tanpa membuka mata, mencium puncak kepala yang sedang kupeluk dengan erat ini. Eh tapi kok rasanya berbeda ya?

"Pak, ngapain sih nyium-nyium guling?"

Apa?

Segera kubuka mata dan duduk tegak. Di depanku terlihat Hera sedang berdiri sambil memandangku dengan heran.

"Ngapain sih Pak? Itukan guling?"

Aku mendengus keras. Ampun, malu sekali.

"Pak?" Ia duduk di pinggir kasur dan sedikit mendekatkan wajahnya dengan wajahku. "Kyaaaaaaaaaaaa!"

Tau apa yang aku lakukan? Kutarik saja punggungnya dan mendekapnya sampai ia menempel denganku sehingga sekarang ia menghadap arah yang sama denganku. Aku mendekatkan wajahku tepat sejajar dengan telinga kanannya. Sekarang ia sedang meronta meminta untuk dilepaskan.

"Pak! Lepas! Ih!"

"Panggil Mas dulu." Bisikku di telinganya.

"Ihhh, iya, iya, Mas lepasin!!"

"Kenapa gak bangunin Mas?" Bisikku lagi tanpa mengabulkan permintaan darinya.

"Ahahaha geli, ihh, lepasin dulu ahahaha baru jawab!" Ia memukul-mukul lenganku yang melingkar di pinggangnya.

"Kamu jangan gerak-gerak, pasti gak geli," Kataku. "AHH!!!"

Aku melepaskan tanganku dari pinggangnya. Ya ampun, aku digigit! Gigi-gigi Hera tajam sekali, giginya saja sampai membekas di tanganku.

"Hahahaha, makanya jangan iseng!" Tawanya puas, ia menjauh dariku, sepertinya menghindari agar tidak aku tarik lagi.

"Sakit tau!" Omelku.

"Sakit ya? Uuuuh kasian..." Ujarnya dengan wajah meledek.

Aku mendelik ke arahnya. "Kenapa tidak bangunin Mas?"

"Ini mau bangunin."

"Siang banget sih banguninnya."

"Habis Mas tidurnya kan gak teratur dari kemarin. Lagipula tadi sudah bangun sholat Subuh kan."

Aku tersenyum. Mulai perhatian ternyata dia.

"Ya udah sana mandi dulu ish!" Usirnya.

Aku kembali tersenyum, kali ini bukan senyum biasa.

"Apa?" Ia melotot begitu melihat senyumanku.

"Mandiin."

Sebuah bantal pun mendarat di wajahku.

- - - - - -

"Mau ke mana? Kok pakai jeans sih?"

Aku menoleh. Hera memandangku dengan heran.

"Kamu ganti baju gih sana!"

"Mau ke mana?"

"Udah ganti aja."

Hera mengangkat bahunya dan berlalu masuk ke dalam kamar. Aku duduk di kursi ruang tamu sambil membaca koran hari ini. Tak lama kemudian, Hera keluar dengan mengenakan kaos polos berwarna biru yang dilapisi dengan kemeja berwarna abu-abu, celana jeans panjang serta sneakers berwarna senada.

"Gak salah kostum kan?" Tanyanya.

Aku menggeleng. "Yuk jalan." Aku merangkulnya dan kami pun masuk ke dalam mobil.

- - - - - -

"Ihh ini mah ke rumah Bunda." Gerutu Hera ketika mobilku berhenti tepat di depan pintu gerbang rumah Bunda.

FortunatelyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang