HERA [24]

5.5K 345 8
                                    

Huuuuuuuuuuuuuuft.

Satu pekan telah aku lewati hanya untuk mengerjakan soal UAS. Pikiranku juga terkuras habis untuk soal-soal itu. Untung saja Leo mau mengajariku dengan sabar. Entahlah belakangan ini kami sedang akur, tidak ada pertengkaran yang terjadi di antara kami. Sekarang Leo malah sering berlaku manis padaku. Memang agak risih sih, tapi entahlah aku menyukai perlakuannya.

"Ra! Ikut kemping lo?" Suara Shilla membuyarkan lamunanku.

"Males ah Shil!"

"Ah kalau Pak Leo ikut juga nanti lo bakal ikut!" Dengus Shilla.

"Ya belom tent-"

"Riana! Shilla!"

Astaga. Althaf lagi. Padahal aku sengaja menghindar darinya. Gimana ya, bukan menghindar juga sih tapi lebih ke memang tidak sempat bertemu dengan Althaf karena pekan UAS. Leo memang menyuruhku untuk menjaga jarak dengan Althaf sih, hanya saja aku masih bingung. Lebih tepatnya tidak tega, walaupun sebenarnya menjaga jarak itu harus.

"Kok kamu bengong sih Ri?"

Aku tersadar dan mendapati wajah Althaf yang sedang keheranan dan wajah Shilla yang super duper heran.

"Tadi lo ngomong apa ke Hera, Al?" Tanya Shilla memastikan.

"'Kok kamu bengong sih Ri?'" Jawab Althaf santai.

Shilla menatap Althaf dengan wajah horor. Ah dua anak ini benar-benar ya.

"Ada apa ke sini Thaf?" Tanyaku kemudian.

"Ikut kemping kan?" Althaf bertanya balik.

Aku mengangkat bahu, "Kayaknya gak minat deh."

"Yaaah, ikut dong! Kan aku ikut!" Kata Althaf dengan wajah memohon.

"Uhuk, uhuk, uhuk!" Shilla terbatuk-batuk, membuat aku dan Althaf memberikan perhatian kami kepadanya.

"Shil kenapa?" Tanya Althaf heran.

"Duh, ehm, enggak ga kenapa-napa, keselek aja tadi gue." Balas Shilla.

"Eh Shil, kan kita mau pergi, udah yuk udah jam segini nanti kesorean." Entah kenapa aku berbicara seperti itu. Kedua tanganku menarik tangan Shilla agar ia berdiri.

"Mau kemana emangnya?" Tanya Althaf.

"Eng itu, ke toko buku!" Jawabku asal.

"Ya udah sama aku aja sini." Althaf menarik lenganku dengan sesuka hatinya. Aku mencoba melepaskan genggaman tangannya.

"Shilla yang mau beli buku, gue nemenin doang kok! Ya kan Shil?" Yang benar aja dia main tarik tanganku, kalau Leo melihat kami pasti akan bertengkar lagi.

"Ha? Iya, gue yang minta temenin Hera." Sambut Shilla karena ia sadar bahwa aku mencolek-colek pinggangnya sedari tadi.

"Oh, ya udah kalau begitu. Aku pulang deh, udah gak ada urusan lagi di kampus," Akhirnya Althaf beranjak berdiri. Aku tersenyum lega. "Pokoknya kamu harus ikut kemping ya!"

Aku hanya mengangguk pelan dan memberikan Althaf sebuah cengiran, "Gak janji ya."

Ia tertawa mendengar jawabanku, secara tak kuduga ia mengacak rambutku dan tersenyum dengan sangat manis. "Sampai ketemu ya, hati-hati di jalan Riana."

- - - - -

"Yang bener lo?! Kok baru cerita sekarang sih?" Dari balik kemudinya, Shilla berteriak dengan heboh kepadaku.

Ya, aku baru saja selesai menceritakan kejadian antara aku, Althaf dan juga Leo. Harusnya sudah dari kemarin aku ceritakan ini semua ke Shilla, hanya saja UAS menghalangi itu semua.

FortunatelyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang