•°AGATHA•°||PART 84

1.3K 53 10
                                    

Warning! Wajib sambil mendengarkan musik yang ada di mulmed! Ini perintah loh ygy🙆
-
-
-

Beberapa menit yang lalu,semua nya tampak sangat bahagia saling melempar canda, dan tertawa bersama. Tidak ada yang berpikir akan ada tangis atau rasa khawatir setelah itu,semua sangat menikmati waktu dengan baik seolah waktu itu tidak akan di dapatkan lagi di kemudian hari.

Melangit kan doa terbaik agar sampai pada sang pencipta, memohon agar yang diinginkan segera di kabulkan. Rasa sedih dan khawatir meliputi setiap orang yang sedang menunggu di luar ruangan.

Cklek.

Decitan suara pintu terbuka, mengalihkan semua mata untuk tertuju pada pintu yang terbuka itu,keluar lah sosok laki-laki berperawakan tinggi menggunakan jas putih kebanggaan nya. Seorang wanita paruh baya berlari dengan cepat menghampiri sosok yang biasa di panggil Dokter tersebut.

"Bagaimana, keadaan putri saya Dok?"  Tanya perempuan paruh baya itu menuntut.

Dokter tersebut menghela nafas dengan kasar,dapat di tangkap raut sedih dari wajahnya. Mulutnya terasa sangat berat untuk menyampaikan hal yang sangat pahit ini.

"Mohon maaf nyonya Callista,putri anda di nyatakan koma." Ucapnya pelan tapi mampu membuat semua orang yang berada di sana mendengar dengan jelas.

Semuanya diam membisu,masih mencerna perkataan Dokter tersebut.

"Seperti yang kita tau,selama ini Agatha melakukan pengobatan hanya untuk mengurangi sel kanker yang telah menggerogoti organ-organ tubuh Agatha saja. Hingga saat ini tubuh Agatha sudah tidak mampu lagi menahan semua jenis pengobatan itu makanya tubuhnya mengalami penurunan secara drastis." Jelas Dokter Aldo sambil memandang satu persatu anggota keluarga Agatha.

Mulai terdengar isakan kecil dari mulut Callista,dia sangat syok menerima kabar ini. Sepertinya bukan Bunda Callista saja yang menangis tetapi para sahabat perempuan Agatha juga ikut menitihkan air mata.

"Sampai kapan putri saya koma Dok?" Tanya Ayah Arthur pelan,matanya sangat merah seperti sedang menahan kristal bening yang ingin menerobos keluar.

Dokter Aldo menggeleng,"saya tidak bisa memprediksi itu semua,Tuan Arthur. Sekarang yang bisa kita lakukan hanya lah berdoa,semoga ad keajaiban untuk ini semua. Kami para tim medis akan berusaha semaksimal mungkin."

"Agatha,juga akan kita pindahkan ke ruangan ICU. Agar lebih mendapatkan penanganan lebih." Sambung Dokter Aldo tak lama itu satu orang perawat laki-laki membuka pintu agar lebih lebar.

Dapat dilihat hospital bed Agatha di dorong keluar oleh beberapa perawat serta Dokter Magdalena yang ikut serta mendorong. Semua orang membuka jalan agar tidak menghalangi jalan hospital bed tersebut.

"Sayang," Bunda Callista mendekati Agatha sehingga para perawat menghentikan dorongannya.

Tangan Bunda menyentuh permukaan wajah Agatha membelainya dengan lembut dan pelan seakan-akan jika terlalu kasar muka tersebut akan retak. Menatap dalam-dalam wajah tenang yang tampak damai menutup mata tersebut.

"Cantiknya Bunda,cepat bangun ya nak, jangan tidur lama-lama." Bisik Bunda tepat di samping telinga putri bungsunya itu.

"Nanti Bunda kangen hehe," lanjutnya kembali dengan kekehan yang jelas sekali itu terpaksa.

Semua yang menyaksikan interaksi ibu dan anak itu merasakan sesak yang teramat.

Lalu sang Bunda menjauh dari tubuh putrinya,"lanjutkan Dok,tolong berikan penanganan terbaik untuk putri kesayangannya saya." Ucap Bunda Callista memohon pada Dokter Aldo dan Magdalena.

AGATHA [END]Där berättelser lever. Upptäck nu