Bude Mirna
Cepet-cepet, Pak. Tapi masih bisa lihat kan?
Calvin
Kurang jelas, Bude 😔
Ia pikir pekerjaan di rumah ini sama seperti yang pernah ia lakukan sebelum-sebelumnya. Namun, hal seperti ini nyatanya lebih sulit daripada harus melakukan pekerjaan rumah selama 24 jam penuh.
Bude Mirna
Coba Bapak video call aja gimana?
Calvin
Kan lagi jalanin misi! Ya sudah, besok pagi-pagi kabari lagi.
Selesai melapor tentang keadaan juga reaksi majikan perempuannya malam ini. Bude Mirna kembali bergabung untuk makan malam. Yang sempat mengganjal dalam pikirannya, mengapa pasutri di rumah ini terlihat seperti mantan musuh yang terpaksa dijodohkan karena sebuah utang.
"Duh, mikir aneh-aneh aja!" Ah, mungkin karena Bude Mirna sering membaca novel online di platform gratis, ia jadi menyimpulkan rumah tangga majikanya memiliki sejarah seperti itu.
💕💕💕
Pertama kali tiba di Malang kemarin, ia memesan hotel untuk beristirahat dan menyiapkan materi yang akan ia bawakan untuk para mahasiswa jurusan peternakan di kampus Gunadarma. Masih ada dua hari lagi untuk dua kampus yang akan ia kunjungi dalam seminar nasional nanti. Dua hari itu pula rasanya sudah seperti dua abad yang lama tak memberi asupan pada hatinya.
Selesai menjalankan tugas sebagai narsum, acara pertama berakhir. Udara sejuk kota Apel yang begitu menembus pori-pori rasanya tak bisa meredam wajah Calvin yang mendadak memanas saat Bude Mirna mengirim video amatir hari ini.
Tidak apa-apa meski tak stabil, yang jelas ia bisa mendengar perempuan itu mengomel sembari membantu mamanya membuat kue di dapur. Bude Mirna menjelaskan mereka baru saja selesai dari dokter kandungan. Menanggapi video itu, kekehan tawa dari Calvin tak sanggup ditahan lagi melihat reaksi Shena yang tentu saja ia simpulkan tengah merindukan seseorang.
Dan seseorang itu pasti adalah dirinya.
Tersenyum penuh kemenangan, Calvin sandarkan diri pada mobil sambil menunggu salah satu kenalannya yang meminta untuk bertemu sebentar. Sesekali ia putar kembali video kiriman Bude Mirna.
"Kenapa, ya, dia pake baju aku terus?" gumam Calvin sesaat sebelum seorang perempuan menyapa dirinya dari belakang.
"Apa pake baju kedodoran gini lagi ngetrend?" Namun, sepertinya ia lebih suka jika Shena memakai dress mini seperti semalam. Tidak ada kesan imut, melainkan perempuan itu tampak seperti perempuan dewasa dengan title seksi. Apalagi jika Shena berniat memanjangkan rambutnya.
Ah, sejak kapan ia berpikir seliar ini. Baginya mau seperti kupu-kupu, kepompong, ulat ataupun dinosaurus sekalipun bentukan Shena. Calvin tidak masalah. Asal bukan kecebong atau katak. Membayangkan saja tubuhnya merasa geli.
"Long time no see. Mau lunch sekalian?" tawar perempuan dengan setelan suit merah yang dipadu oleh rok span warna senada.
"Woah, serius ini kamu yang dulu selalu pake kuncir kuda? Udah nikah?" Calvin tak segan-segan melontarkan pertanyaan demikian.
"Tebak aja." Mendekatkan diri pada Calvin, perempuan itu lantas membisikkan jawabannya. Sama sekali tak menggeser posisi, Calvin tidak masalah dengan sikap perempuan itu asal tidak sampai keterlaluan saja.
"Oke oke. Kita ngobrol sambil cari makan."
Kedua mobil milik mereka melesat membelah dinginnya kota Malang. Usai seminar tadi ia mendapat banyak bingkisan dan salah satunya oleh-oleh khas dari kota tersebut. Jika saja ia bisa mengendalikan waktu, Calvin ingin menembus hari supaya masanya di Malang lekas selesai.
ESTÁS LEYENDO
From Enemy to be Pasutri
RomanceBagaimana jadinya, seorang pengusaha muda yang begitu rajin dan ambis dipersatukan dengan cewek mageran tapi mempunyai banyak impian seperti Shena Sandara? Keduanya terpaksa harus membangun rumah tangga tanpa pondasi cinta demi memenuhi keegoisan o...
💕Melawan Rasa💕
Comenzar desde el principio
