💕Sensitive with you💕

Start from the beginning
                                        

"Muntahin, Shen. Nggak apa-apa. Biar lega." Selesai menyisipkan poni dan anak rambut milik Shena, Calvin menarik sedikit paksa tangan yang sejak tadi menutup mulut perempuan itu. Ia dengan telaten memijat halus tengkuk sang istri berharap segera memuntahkan isi perutnya. 

Seperti yang diduga, hanya air yang bisa Shena muntahkan karena ia memang belum memakan apa pun sejak bangun tidur tadi. Perutnya seperti dicengkram kuat dan dikuras habis semua isi yang ada di dalam sana. 

"Shena kenapa, Vin?" Suara Bu Mila terdengar dari ambang pintu kamar yang kebetulan tadi terbuka separuh. 

"Muntah, Ma," jawab Calvin sembari menarik tisu lantas mengusapkannya pada bibir Shena dengan hati-hati. Tangan yang sebelah masih ia rasa diremas kuat oleh Shena saat perempuan itu merasakan mual yang hebat. 

"Kamu udah makan, Sayang?" Bu Mila kembali bertanya ketika Shena merampungkan semua muntahannya pagi ini. Dituntun oleh suami dan mertuanya sekaligus, Shena merasa lebih baik dari sebelumnya. 

"Belum, Ma. Kalau aku makan nanti pasti muntah lagi." 

"Calvin! Bisa-bisanya kamu udah pergi di saat Shena belum makan apa pun. Dari mana,sih?" Bu Mila menyingkirkan Calvin sebentar dari dekat Shena. Ia ambil alih sang menantu dari putranya sendiri.  

Belum sempat menjawab, Shena berkata lebih dulu," Aku memang belum mau makan, Ma." 

"Makan roti panggang mau? Mama bikinin, kalau kamu mual makan nasi." Selain perhatian Calvin, hal kedua yang membuat Shena takut jatuh terlena adalah dengan kebaikan hati mertuanya itu. Baginya Bu Mila jauh lebih perhatian dari mamanya sendiri. 

"Bilang aja kalau mau makanan yang kamu inginkan, Sayang. Uang Calvin masih banyak. Jangan takut habis. Hmm." Bu Mila menyisir rambut Shena kemudian menguncirnya dengan rapi. Padahal dalam hati Calvin sudah mengumpat habis-habisan ingin berada di posisi mamanya. 

"Kamu mau apa, Shen? Nggak apa-apa, bilang langsung sama aku." Calvin akhirnya ikut duduk di tepi ranjang. Memijat pelan kaki Shena kali ini. Meskipun Shena sama sekali tidak merasakan sakit pada kakinya. Ia sehat, hanya saja setelah mual dan muntah tenaganya sedikit terkuras. 

"Bau kamu nggak enak, Vin. Kamu pake parfum bunga mawar, ya?" Reflek Calvin menciumi aroma tubuhnya sendiri  dari lengan, kerah baju, hingga ketiak yang tertutup hem.

"Enggak, aku nggak pernah pakai parfum bunga mawar." 

"Tapi kamu bau mawar, Vin. Nggak enak baunya, eneg!" 

"Aku nggak pakai aroma itu, Shena. Parfum aku dari merk Prado,loh. Ma, aku pakai parfum mahal padahal." Bu Mila menarik napas sejenak setelah mendengar perdebatan antara putra dan menantunya. Selain mengajar ABK, sepertinya Bu Mila perlu memberikan kuliah khusus untuk mereka berdua mengenai hal ini. 

"Vin, mau semahal apa pun parfum kamu kalau ibu dari anakmu ini sedang masa-masa hamil muda dan sensitif dengan bau. Itu nggak ada artinya."

"Tapi, Ma. Ini parfum—"

"Westalah, kamu kok ngeyel juga se dibilangin Mama. Shena, kamu mau Calvin pake parfum apa, Sayang?"

"Astaga, padahal anak Mama itu aku!" desis Calvin berusaha menahan kesal perihal parfum hari ini. Di sisi lain, Shena tak lagi berpikir panjang, karena sejak dinyatakan hamil ada satu aroma yang sedang ia sukai. Menarik laci di samping tempat tidur, Shena lantas mengeluarkan sebotol minyak lalu ia berikan pada ibu mertuanya. 

"Ini,Sayang?" Meskipun tak yakin, Bu Mila tetap memaklumi keinginan ibu hamil tersebut. Ia juga pernah merasakan hal ini walau tak seekstrim menantunya. Menyatukan kedua alis karena keheranan dengan kemauan Shena, Calvin bertanya untuk memastikan.  

"Ini minyak GPU, Shen. Kamu nggak salah, kan? Ini buat pijet sama urut loh. Coba minta aja parfum mahal yang lain, pasti aku beli." Calvin tak habis pikir, ia bertanya dengan nada sungguh-sungguh dan berharap Shena hanya bercanda. 

"Ma …," rengek Shena kemudian pada mertuanya. 

"Ngalah, Vin. Demi istrimu." Setelah memijat pelipisnya, Calvin pada akhirnya melempar tubuh ke atas sofa. Ditertawai oleh Bu Mila yang sebenarnya dalam hati terus berharap supaya anak dan menantunya akan terus akur sampai kapan pun. Ia sudah terlanjur cocok dengan Shena bahkan sejak perempuan itu bayi sampai akan memiliki bayi. 

💕💕💕

Bersambung....

Hay Hay, jangan lupa kasih vote komentar terrrrbaik kalian ngokey

Bye bye see you hari Rabu

From Enemy to be PasutriWhere stories live. Discover now