30 : Selamat Jalan

417 32 4
                                    

Happy Reading

*
*
*

Cklek

Pintu ruang IGD terdengar dibuka. Jafar berjalan keluar dengan gontai, darah terlihat mengotori sebagian wajah dan jas putih kusutnya.

Di luar ada Lino, Bianca, Sevan, dan dua sahabat Juhan menunggu. Harsandaru dan Ayahnya menemani Heikal menunggu pemeriksaan Jegar.

Mendengar pintu dibuka mereka seketika berdiri dari duduknya. Memandang Jafar dengan tatapan berharap.

"Jafar..."

Bianca berjalan cepat menghampiri Jafar. Digenggamnya kedua lengan Jafar lalu mendongak menatap wajah Jafar yang terus menunduk.

"Jafar gimana? Gimana keadaan Juhan? Juhan baik-baik aja kan?" tanya Bianca tak sabar.

Tidak ada jawaban apapun, Jafar masih terus bungkam.

"J-jafar?" Mata Bianca kembali memerah berkaca-kaca.

"Jafar jangan diem aja! Ayo dong jawab! Hiks... Kamu buat Mama takut! Juhan gapapa kan huh?!"

Lengan kemeja Jafar diremat dan tubuh Jafar digoyangkan dengan kasar, hampir saja terjatuh.

Lino yang melihat itu lantas mendekat dan menahan Bianca yang sudah terisak-isak.

Lino menarik Bianca mundur melepaskannya dari Jafar. Kemudian berbalik memusatkan atensinya pada Jafar dan bertanya dengan pelan.

"Jaf? Kenapa?"

Dugh

Tubuh Jafar seketika merosot ke lantai. Menunduk dan berlutut tepat di hadapan Bianca dan Lino.

"Maaf..." sepatah kata keluar dari bilah bibir Jafar.

Bianca menggeleng ribut.

"Engga! Mama ngga nyuruh kamu minta maaf! Mama nanya keadaan Juhan gimana Jafar! Berdiri!"

Sevan yang sedari tadi diam melamun beranjak dari duduknya menghampiri Jafar dengan sedikit emosi. Dicengkramnya kerah kemeja sepupunya itu membawanya berdiri.

"Jelasin bodoh! Kenapa lo diem aja sialan!"

"Sevan! Ini di rumah sakit!" tegur Lino melepaskan cengkeraman Sevan pada Jafar.

Satrio dan Raka hanya bisa diam melihat itu. Tujuan keduanya sekarang adalah Juhan, entah bagaimana kondisi Juhan sekarang. Setelah sekian lama tidak bertemu, dan dipertemukan lagi dalam kondisi seperti ini cukup membuat keduanya kecewa. Tapi tidak tau harus kecewa pada siapa.

Pintu IGD kembali dibuka, Dokter Dimas berjalan keluar menghampiri berpasang-pasang mata yang berpusat padanya.

"Selamat siang dengan keluarga Juhan Aksarangga" ucapnya.

Mendengar itu Bianca dengan cepat mendekat pada Dokter yang selama ini menangani putra bungsunya itu.

"Iya! Iya Dokter! Anak saya baik-baik aja kan Dok? Iya kan?" tanya Bianca penuh harap.

JUHAN & AKSARANYA ||  YANG JUNGWONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang