20 : Panti

290 35 3
                                    

Happy Reading

*
*
*

Hari ini mungkin menjadi salah satu hari terbaik yang Harsandaru miliki. Dia pulang ke rumah dengan perasaan lega, senyum terus mengembang dari sudut bibirnya. Membawa pulang kemenangan di peringkat pertama bukan hal biasa untuk Harsandaru. Entah dia harus berterimakasih seperti apa lagi pada Juhan. Dia tidak sabar menunjukannya pada Juhan sebuah piala indah setinggi setengah meter yang sejak tadi bertengger di kedua tangannya.

Sekarang Harsandaru tengah bersiap dengan sebuah kotak di satu tangannya, dan tangan sebelah lagi membawa piala tadi. Dia akan menepati Janjinya untuk membawa Juhan kembali berkunjung ke panti. Harsandaru menuruni anak tangga dengan cepat.

"Selamat ya Haru..." suara terdengar dari balik punggungnya saat Harsandaru baru saja menginjakkan kaki di lantai bawah.

"Ayah bangga sama kamu"
Ayah Harsandaru terlihat berjalan mendekat.

"Haru kira Ayah di kantor?" ucap Harsandaru setelah berbalik badan berhadapan dengan lawan bicaranya mengerjap sekilas.

"Ayah langsung pulang saat dengar Haru menang Olimpiade. Mau ngerayain di luar bareng Ayah?"

Harsandaru terdiam sejenak lalu menggeleng pelan.
"Maaf Yah, Haru ada janji"

"Janji?"

Harsandaru mengangguk mengiyakan.

"Haru ada janji sama Juhan, gak enak kalo harus batalinnya"

"Oh, anak itu. Yaudah" Ayah Harsandaru menganggukkan kepalanya singkat.

Tunggu! Ayahnya tidak marah? apa-apaan? maksudnya—kalian paham kan? biasanya tidak semudah itu...

Saat Harsandaru berbalik badan hendak pergi, suara Ayahnya kembali mengintrupsi.

"Ayah— ehm tolong sampein maaf Ayah buat dia ya Haru" lanjutnya.

'Tuh kan! apaan si?!' batin Harsandaru menukik alisnya heran lalu setelahnya hanya mengangguk singkat.

"Ayah, Haru pinjem mobil?" ijin Harsandaru, sengaja memancing apakah ayahnya akan marah.

"Nggak mau dianter supir aja?"

Harsandaru hanya menggeleng.

"Yaudah, hati-hati Haru"

'HAH! sumpah ini makin aneh' batin Harsandaru menggelengkan kepalanya pelan dengan langkah mundur melenggang dari hadapan Ayahnya menuju pintu keluar.

'Padahal ini kesempatanku untuk memperbaiki hubunganku dengan putraku' batin Ayah Harsandaru menatap kepergian putra nya.

Flashback*

"Kamu udah keterlaluan! kenapa kamu perlakuin anakku seperti itu HAH!" ucap seorang wanita cantik dengan linangan air mata.

"Dia penyebab kamu pergi!" lawan bicaranya menjawab.

"Nggak! dia putraku, mana mungkin dia ngelakuin itu! Dia cuma bayi kecil ngga berdosa saat lahir ke dunia! Dan dia ada buat dijaga bukan buat memenuhi semua keinginanmu bodoh! Tuhan nitipin dia buat kita, cuma Tuhan bawa aku lebih cepat" lanjutnya.

"Kenapa kamu seperti ini suamiku..." lirihnya.

"Tapi kamu pergi karena ngelahirin dia!" yakin suaminya.

"Kenapa kamu masih belum ngerti juga?! Aku pergi karena memang udah waktunya bukan karena dia! Kapan kamu sadar HAH!"

"Kamu harus sadar sebelum ada hal buruk terjadi yang ninggalin lenyesalan..."

JUHAN & AKSARANYA ||  YANG JUNGWONWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu