18 : Dance

340 33 8
                                    

Happy Reading

*
*
*

Dua pemuda beda umur berjalan dengan satu payung mencoba menutupi badan mereka dari derasnya air hujan.

"Bang geseran dikit dong! Tas gue basah semua ini!" yang lebih muda menyeletuk sedikit mengeser bahu pemuda satunya.

"Lo kira ni payung segede apa! Gue juga cuma dapet seperempatnya doang ya anjir! Sisanya buat nutup badan lo doang yang segede titan amazon, buset dah!" sinis pemuda satunya sesekali menggeser badan ke tengah payung yang mereka gunakan. Sungguh, hampir separuh seragamnya basah.

"Pokoknya kalo buku-buku gue basah, lo tanggung jawab!" yang dipanggil titan kembali membuka suara.

"Lha napa jadi gue, badan lo noh kegedean! Pake nyalahin orang, payung juga payung gua!" gerutu yang lebih tua.

"Lo yang gak numbuh kali!" ledek pemuda bongsor itu.

"Heh! sembarangan lo kalo ngomong!" sebuah jitakkan dilayangkan dari pemuda satunya.

"ADAH! Sakit anjir, udah lah kita lari aja, lagian ni halaman luas amat dah, perasaan kemaren gak seluas ini" yang lebih muda sesekali mengusap kepalanya.

"Yeu lo kira ini halaman nambah luas dalam semalem, otak lo nih lama-lama ja—"

"Bodo ah 1..2..3..Lareeee" yang lebih muda mengacir lari.

"WEEHH! BOCAH GAK ADA AKHLAK EMANG YA LO! LARI SIH LARI TAPI PAYUNGNYA JANGAN LO BAWA LARI SENDIRI WOY, RAKAA! AWAS LU YAA!"

Ya, dua pemuda itu Satrio dan Raka. Di hari biasa biasanya mereka akan berangkat dengan mengendarai motor sport kesayangan mereka masing-masing, tapi berhubung cuaca hujan seperti sekarang ini, mengharuskan mereka diantar dan berangkat dalam satu mobil yang sama karena rumah keduanya juga bersebelahan jadi sekalian saja ikut mobil Ayah Satrio yang hendak ke kantor.

Tapi dengan bodohnya mereka minta diturunkan di depan gerbang sekolah, dan hujan benar-benar mengguyur saat itu juga. Apalagi jarak gerbang depan sekolah ke koridor itu termasuk jauh, halamannya sangat luas. Untung saja Ayah Satrio meberi sepucuk payung tadi. Yaa walaupun ujung-ujungnya juga tetap basah :)

Pagi ini cuaca benar-benar tidak bersahabat, awan mendung benar-benar tebal, area sekolah juga sudah sangat basah akibat guyuran hujan.

Hawa sejuk sangat terasa menyengat kulit. Pantas saja sekolah masih terlihat sepi walau jam kini menunjukkan pukul 07.15 yang artinya sekitar lima belas menit lagi bel masuk akan berbunyi. Tetapi saat cuaca seperti ini biasanya pihak sekolah akan memberi kelonggaran waktu setidaknya lima belas menit lagi dari jam seharusnya untuk siswa datang, sebelum kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Keduanya sampai di koridor kelas 11 12.

"Bang, temenin gue yok" Raka.

"Mau ngapain lagi lo, gak usah bertingkah deh masih pagi juga" jawab Satrio sembari mengusap seragamnya yang basah.

"Yeu~ lo mah bawaanya berprasangka buruk mulu heran, temenin nyari kelas Bang Danar"

"Bang Danar?"

"Ck, iya Bang Danar, yang waktu itu kenal di kantin inget gak lo?"

JUHAN & AKSARANYA ||  YANG JUNGWONWhere stories live. Discover now