05 : Tragedi Lampau

498 49 3
                                    

Happy Reading

*
*
*

Juhan dan Aksara itu satu. Keduanya ada di dalam raga yang sama. Tetapi mereka juga dua jiwa yang berbeda.

Perbedan kedunya tidak begitu signifikan tetapi tetap berbeda. Mulai dari sikap dan perilaku keduanya.

Juhan yang cenderung dingin, dewasa, dan dengan sopan santun yang tinggi.
Aksara yang gampang dekat dengan orang, pemberani, dan sedikit berandal (?).

Keduanya saling melengkapi.

'Alter Ego'

Jika kalian pernah mendengar mengenai 'Alter Ego' mungkin itu kata yang tepat untuk penggambaran Aksara.

Kepribadian lain Juhan yang akan keluar disaat tertentu.

Sebenarnya Aksara bisa dibilang perwujudan dari hal yang tidak bisa Juhan sendiri yang memiliki dan mendapatkannya.

Juhan yang ceria dan dekat dengan banyak orang. Juhan yang tidak hanya diam tanpa berbuat apapun saat perkataan jahat terlontar untuknya. Juhan dengan jiwa yang bebas tanpa dihantui rasa bersalah yang bahkan.....

Juhan juga tidak ingin hal itu terjadi.

Segala sesuatu pasti memiliki sebab terjadinya kan?
Begitu pula dengan Juhan....

Semua hal yang menimpanya terjadi karena suatu tragedi yang terjadi sekitar dua tahun lalu dimana dua orang yang sangat dia tungu-tunggu akhirnya pulang. Benar-benar pulang.

Flashback On*

"Bun, dua hari lagi hari kelulusan Juhan. Bunda sama Ayah dateng kan ke acaranya?" tanya Juhan pada lawan bicaranya di seberang telepon.

"Wah iya ya, udah mau masuk SMA aja nih ciee" goda bunda Juhan.

"Ya masa mau jadi amak SMP terus Bun" saut Juhan lagi.

"Tapi maaf ya sayang, kayaknya kali ini belum bisa temenin Juhan dulu. Selain kerjaan Ayahmu yang belum selesai, akhir-akhir ini cuacanya suka berubah-ubah takut ada apa-apa nantinya" jelas Bunda Juhan.

Jadi kedua orang tua Juhan itu ada di luar negeri untuk urusan pekerjaan.

"Tapi sebelumnya kalian udah janji kan? Please ya Bun dateng yaa?!"

"Kasian Bunda sama Ayah Dek, pasti cape juga di sana kerja. Kalau harus bolak-balik kesana-sini lagi kasian mereka" nasihat Jegar yang ternyata sedang duduk mendengar percakapan Juhan dan Bundanya.

"Lagian kan masih ada Kakak-Kakak mu itu lho Han. Mereka pasti bisa dateng kok!" rayu Bunda.

"Iya tuh bener kata Bunda! Kakak bisa dateng kok tenang aja" saut Jegar lagi.

"Tetep aja rasanya beda Buuun!" Juhan tak menghiraukan ucapan Jegar.

"Hhh~ iya-iya deh. Tapi mungkin Bunda sama Ayah bakal ambil penerbangan besok sore, jadi paginya bisa langsung ke acara kelulusan Juhan" pasrah Bunda.

"Sungguh? yeay makasih Bun, Yah! Terus-terus pulang dari acaranya kita mampir ke pantai ya Bun. Udah lama banget gak kepantai bareng kalian!" senyum merekah di wajah Juhan.

"Iya boleh. Yaudah teleponnya bunda tutup ya Han. Kakak jaga Adeknya ya!" ucap Bunda hendak mengakhiri panggilan.

JUHAN & AKSARANYA ||  YANG JUNGWONWhere stories live. Discover now