21 : Diary

277 33 10
                                    

Happy Reading

*
*
*

-dagingnya enak ya kak? Mama Bianca yang masakin! Makanan kesukaan kita hehe, Kakak makannya lahap banget lho, maaf Juhan ngga sengaja liat tadi. Kapan-kapan kita masak bareng ya kak, kira2 masih sempet ngga ya? nanti Juhan minta resepnya ke mama Bianca! -

'Catatanku malam ini.....00.00/2023'

Itu adalah coretan tinta terakhir yang tertoreh di baris kertas putih bersampul hitam pekat dengan mawar merah tergambar diatasnya.

Mungkin itu catatan terakhir yang Juhan tulis sebelum akhirnya meninggalkan rumah Aksarangga dan tinggal di kediaman Abimanyu hampir satu bulan terakhir. Buku Diary itu sepertinya terjatuh kemarin saat Juhan tak sengaja menabrak Jafar saat turun tangga.

Mata tajam itu kini masih menatap deretan kata yang berjajar rapih, namun pelupuk matanya lagi-lagi mulai mengembun menampung cairan yang entah datangnya dari mana yang akhirnya tumpah mengalir begitu saja.

Tess-

Dia Kakak yang buruk bukan?

Menutup kencang buku hitam yang semula ia genggam lalu melemparnya sembarang ke atas tempat tidur. Beralih mengusap wajahnya pening yang mungkin bahkan sekarang matanya terlihat sangat sembab dengan kantung mata yang menghitam, sungguh bahkan dia belum tidur sejak kemarin malam hanya untuk membaca buku catatan milik adiknya yang sialnya air matanya terus menetes entah mengapa.

Dia ingin berhenti, tapi tidak bisa. Bahkan sebenarnya dia sudah tidak kuat untuk membaca seluruh isi buku itu, tapi rasa penasaran akan apa yang adiknya rasakan selama ini, sesakit dan seberat apa hidup yang coba adiknya jalani hingga adiknya bisa menumpahkannya dalam tulisan sepanjang ini yang jumlah halamannya bahkan hampir ratusan dan itu sudah hampir penuh seluruhnya.

Apakah baru mulai sadar sekarang... Jafar? Memang belum terlambat untuk memperbaiki semuanya, tapi perlu diingat setiap yang telah dilakukan pasti ada konsekuensinya, kita lihat apakah nantinya akan tetap tertinggal penyesalan yang mungkin kamu sendiri tidak akan tau kapan datangnya dan pada kondisi yang sangat tidak terfikirkan.

Netranya kini menatap jam dinding yang menunjukan pukul 11.13 sebentar lagi jam makan siang, dia bangkit bergegas membersihkan diri lalu keluar.

"Den! Den Jafar!" Bi Inah yang memanggil ketika melihat Jafar Keluar rumah dengan terburu-buru.

Bahkan Jafar tidak menoleh sama sekali, terus berjalan dengan cepat lalu melesatkan mobil miliknya menjauhi area rumah besar itu.

"Bi, Jafar kemana?" suara Jegar terdengar dari arah tangga turun.

"Den Jafar baru aja pergi Den, bibi ngga tau Den Jafarnya mau kemana, keliatan buru-buru banget, Bibi panggil-panggil aja ngga denger Den"

'Ck, nyusahin' batin Jegar. Pasalnya sejak beberapa hari ini karena Jafar tidak juga menunjukan batang hidungnya di kantor, hampir seluruh pekerjaan Jafar dihandle oleh Jegar untuk Acc dokumen dan lain-lain yang seharusnya tugas Jafar. Dan itu tidak sekali dua kali terjadi, bahkan sangat sering, entah sesibuk apa Jafar di luar sana, dan apa yang dia lakukan.

*
*
*

"Abang pulang!" teriakan Heikal menggema ketika memasuki ruang makan yang sudah penuh orang didalamnya.

"Bang ngga usah teriak-teriak, kita ngga budeg!" protes mama.

"Itu Mama juga!"

"Udah Abang, duduk makan siang dulu" itu Papa Lino yang menengahi.

JUHAN & AKSARANYA ||  YANG JUNGWONWhere stories live. Discover now