23 : Pergi

284 33 4
                                    

Happy Reading

*
*
*

Juhan terlihat serius mengeluarkan satu per satu buku tebal dari dalam sebuah papper bag ke meja belajarnya. Membaca judul-judul yang tertera pada cover setiap buku lalu mulai memilah.

"Dek"

Tanpa tau entah sejak kapan Sevan masuk ke kamarnya bahkan tengah rebahan di kasur empuk Juhan. Sedikit terkejut sebenarnya sepertinya Sevan sudah memperhatikannya sejak tadi tanpa dia tau.

Juhan tidak merespon, menolehpun tidak. Sevan mengubah posisinya tengkurap menyangga kepalanya dengan satu tangan, kembali berucap.

"Ituuu....hadiah dari Jafar"

Juhan mengangguk, dia tau itu dari Jafar kok. Lagi pula walaupun Aksa mengambil alih tubuhnya tapi Juhan tetap bisa tau semua yang Aksa lakukan.

Juhan juga sudah menghubungi Kakaknya itu tadi, mengirim pesan ucapan maaf dan terimakasih.

"Dek" panggil Sevan lagi.

Kali ini jugan menoleh, membalik tubuhnya menghadap Sevan lalu mengangkat sebelah alisnya bertanya.

"Kamu udah masuk liburan sekolah kan? Liburan yok"

"Kemana?"

"Emh...enaknya kemana yaa. Yang jauh sekalian gitu, ke luar negeri misalnya" usul Sevan.

Tapi melihat raut wajah Juhan terlihat berubah Sevan sedikit menegang. Sial, dia lupa kalo Juhan pasti ada traumatik sendiri yang berhubungan dengan pesawat terbang. Jadi tidak mungkin dalam waktu dekat ini mengajaknya liburan sampai luar negeri kan. Buru-buru Sevan mengusulkan hal lain.

"E-eh nggak ke luar negeri juga gapapa kok, tapi yang agak jauh gitu dari rumah biar kita nginep beberapa hari. Seruuuu pasti, ya kan?"

"Bang" panggil Juhan.

"Hm"

"Tempat di luar negeri... yang medisnya terkenal bagus... dimana?"

"Huh?? Tiba-tiba? Kenapa? Kamu nggak kenapa napa kan dek?"

Sevan mengerutkan keningnya dan duduk dengan benar bertanya dengan intonasi serius.

"Engga, cuman tanya"  jawab Juhan menggelengkan kepalanya.

Memang bukan untuk dia tapi..... Danies. Sedikit random tapi entah kenapa dia tiba-tiba mengingat ucapan Harsandaru waktu itu.

'Pengobatan dan terapi yang dibutuhin gak tersedia di sini, mungkin di luar negeri dan itu gak gampang juga butuh biaya yang besar'

Tapi kenapa? Kenapa Juhan harus peduli, lagi pula Danies bukan siapa-siapanya. Kasihani dirimu sendiri Juhan, kamu juga sakit.

"Lagian aneh kamu! Tiba-tiba nanya begituan. Atau coba tanya Jafar aja dek, dia kan Dokter pasti lebih tau"

Sevan kembali merebahkan tubuhnya, melipat kedua tangannya di belakang kepala dijadikan bantal.

Juhan mengangguk setuju, tidak ada salahnya juga sekedar bertanya. Mengeluarkan ponselnya dari saku dan mulai mengetikkan sesuatu.

"Jadi gimana nih liburannya, mumpung Abang juga lagi ngga banyak kerjaan"

"Kenapa ga ajak Bang Hee aja?"

"Ngga ah sama Adek aja, Bang Hee ngga usah di ajak! Dia kan liburannya di kantor mantengin laptop sama tumpukan kertas"

"HEH! Mana ada kayak gitu! Oh jadi Abang ngga diajak nih? Hah?!" ternyata orang yang dibicarakan sedang menguping keduanya.

JUHAN & AKSARANYA ||  YANG JUNGWONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang