02 : Setitik Senyuman

847 72 5
                                    

Happy Reading

*
*
*

Jarak rumah ke sekolah Juhan tidak terlalu jauh, hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit untuk sampai dengan bus.

Jadi masih kurang lebih 15 menit lagi bel masuk berbunyi, sisa waktu itu bisa Juhan manfaatkan untuk sarapan di kantin sekolah. Kebetulan kantin di sekolah Juhan buka cukup pagi.

Berjalan dengan langkah santai menyusuri koridor menuju kelas untuk meletakan tas, lalu setelahnya menuju ke kantin sekolah untuk sarapan.

Sekolah masih terlihat sepi pagi ini. Siswa-siswa lain lebih suka berangkat mepet waktu bel sekolah. Agaknya sudah menjadi kebiasaan Juhan yang selalu berangkat lebih pagi dari siswa lainnya.

Jika ditanya jawabanya cukup simpel 'Koridor kelas masih lenggang' Juhan tidak pandai bersosialisasi dan tidak suka keramaian.

Di sekolah sendiri Juhan terkenal susah didekati karena sikapnya yang cenderung cuek dan dingin. Itu juga menjadi salah satu penyebab banyak teman kelas yang tidak menyukainya karena tidak dapat berbaur dengan yang lain. Bahkan hampir seluruh sekolah tau Juhan hanya dekat dengan dua orang sahabatnya.

"Woy, Bang Juhan!!" teriak seseorang sambil berlari menuju Juhan.

Juhan hanya menoleh tanpa niat menjawab panggilan itu.

"Mau ke kantin Bang? Gue ngikut deh yuk" ujar orang itu.

"hm" balas Juhan, mengangguk.

Baru selangkah, mereka terhenti lagi karena panggilan lain.

"Juhan, Raka!! woy tungguin gue dong elah!" ucap orang yang tengah berlari ke arah keduanya.

"Lo Bang Satrio?" tanya orang yang dipanggil Raka.

"Iya lah bego pake nanya lagi lo" ucap sinis Satrio menetralkan nafasnya.

"Gue kira setan" ucap Raka tanpa beban.

"Setan-setan pala lo! Sepupu gak ada adab lo emang" Satrio menjitak kepala Raka.

"Ya lagian kerasukan lo Bang berangkat sepagi ini? Biasanya juga baru berangkat waktu satpam depan mau nutup tuh gerbang" tanya Raka mengusap kepalanya pelan.

"Gue buru-buru berangkat juga karena liat lo berangkat tadi. Ya kan gue ngiranya ada apaan gitu berangkat sepagi ini. Secara lo yang sering bikin kesiangan njir kalo berangkat bareng gue. Mau ngapain sih lo Ka, ngelindur lo?" olok balik Satrio.

"Enak aja, enggak ya! Gue berangkat pagi buat ngumpulin formulir pendaftaran Ekskul Dance tadi!" jawab Raka.

Jadi sebenernya Raka ini adik sepupu Satrio, rumah keduanya juga bersebelahan. Dan Raka ini adik kelas Juhan dan Satrio.

"Lo ikut Ekskul Dance Ka?" Juhan menyahut tiba-tiba.

"Hooh lah, dia kan cinta mati sama yang namanya Dance!" Satrio menyerobot Raka yang hendak menjawab.

"Yeu, main nyrobot aja lo Bang!" ucap Raka sinis.

"Dih ngambekan lo kayak cewe" ledek Satrio.

"HEHH, apaan lo bilang?!! sinih gak lo!" Raka mulai mengejar Satrio.

"Woe anjir santai dong!" Satrio berlari menuju kantin diikuti Raka.

Juhan tersenyum tipis melihat tingkah dua sahabatnya itu, berjalan mengikuti di belakang.

Seenggaknya sekarang masih ada alasan untuk dia tersenyum, gak tau nanti?

*
*
*

Selesai sarapan di kantin tepat sekali bel masuk berbunyi, mereka bertiga bergegas ke kelas masing-masing.

"Kok cepet banget sih bel nya, baru juga selese makan" gerutu Raka.

"Ya elo sih tadi, malah ngajak kejar-kejaran kan waktunya jadi kebuang. Dah ayo masuk tar takut gurunya keburu dateng!" suruh Satrio.

"Yo, gue duluan Bang!" Raka.

"Hm/ yoi" balas Juhan, Satrio.

Satrio segera menuju kelas, sebelum...

"Lha lo ngapa jadi ngikutin gue Han? Masuk kelas sonoh" tanya Satrio pada Juhan

"Kita sekelas kalo lo lupa" jawab Juhan datar, melangkah meninggalkan Satrio yang terdiam.

"Lha iya ya, kok gue jadi pikun gini sih? ah bodo amat udah bel, ntar telat masuk bisa dijemur tengah lapangan gue!"

Sambil berlari "Woy, Han. Tungguin dong, ditinggal mulu perasaan orang ganteng!"

*
*
*

TBC

New Cast :

Satrio Dinantara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satrio Dinantara

Satrio Dinantara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raka Revandaru

JUHAN & AKSARANYA ||  YANG JUNGWONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang