19 : Jujur Berarti Percaya

311 34 0
                                    

Happy Reading

*
*
*

Sudah hampir satu minggu berlalu, Juhan juga telah mengambil alih tubuhnya kembali. Bersamaan dengan itu rasa heran yang dirasakan kedua sahabatnya kembali datang. Tidak hanya mereka berdua tapi teman kelas Juhan juga ikut merasakannya.

Pasalnya karena pada dasarnya Aksara dapat mudah berinteraksi dengan orang lain jadi dia mulai dekat dengan teman-teman sekelas Juhan dan mereka juga menerima dengan baik.

Dan sekarang saat Juhan kembali, semuanya pada dirinya kembali seperti sebelumnya. Duduk diam di bangkunya dengan tatapan dingin dan datar.

Sampai ketua kelas mereka datang kembali dari ruang guru dan berdiri di depan hendak memberi pengumuman.

"Guys-guys pengumuman! Woy duduk-duduk perhatiannya tolong!"

"Hari ini Pak Galang gak bisa ngajar karena ada kepentingan. Jadi kelas kita jamkos mapel Penjas, terserah kalian mau ngapain yang penting jangan sampai ganggu kelas lain, terus kalo jamnya udah selese boleh istirahat dulu habis itu langsung ganti baju buat lanjut mapel berikutnya! Paham?!" lanjutnya

"Paham/Paham Pak ketu!" setelahnya mereka bubar masing-masing.

Tidak lama ada dua orang anak teman sekelas menghampiri Satrio dan Juhan.
"Satrio, Juhan! Basket yok" ucap salah satunya.

"Nggak, mager" Satrio menyahut tanpa memalingkan pandangan dari benda pipih yang ada di genggamannya.

Keduanya mengangguk paham pada dasarnya mereka tau Satrio tipe orang yang lebih betah diam di kelas atau paling tidak ke kantin dari pada harus berkeringat karena bermain bola.

Keduanya beralih pada Juhan dan bertanya.
"Juhan?"

"Gak"

"Ayok lah, kemaren juga ikut main kan lo, ya walaupun masih jago gue mainnya haha" ya pasalnya yang kemarin mereka ajak main itu Aksara.

Juhan hanya diam memandang keduanya datar.

"...."

Seakan mengerti apa yang Juhan maksud keduanya sedikit menciut dan memilih segera mengundurkan diri dari hadapan Juhan.

"Y-yaudah deh, duluan ya"

Tidak lama setelah itu sebuah panggilan kembali terdengar ditujukkan untuk Juhan.

"Eh Juhan, lo dapet Dispen hari ini Pak Adam yang izinin. Katanya lo suruh langsung ke perpus udah ada Harsandaru di sana" itu Si ketua kelas.

Juhan menoleh lalu setelahnya mengangguk.
"Makasih" ucapnya tanpa basa basi.

"Iya"

"Gue Duluan" ucap Juhan singkat saat menoleh pada Satrio lalu bangkit dari duduknya.

"Yo, tiati lo" balas Satrio.

Setelah Juhan hilang dari pandangannya Satrio kembali menyeletuk pada orang yang masih betah berdiri menyandar pada meja samping tempat duduk Satrio. Agaknya dia juga ikut mengamati kepergian Juhan.

"Pak ketu, disuruh ngapain tu bocah?" tanya Satrio.

"Persiapan Olim kali, secara kan besok harinya" jawab Si ketua kelas sambil bersedekap dada.

"Perwakilannya bukannya diganti? Kenapa si Juhan masih suruh ngikut-ngikut bae"

Ketua kelas itu mengangguk membenarkan.

"Katanya sih suruh bantuin Harsandaru buat persiapan, gak tau juga gue"

"Idih nyusahin orang anjir. Lagian ada guru gunanya apaan, malah nyuruh-nyuruh Juhan doang" gumam Satrio sinis.

JUHAN & AKSARANYA ||  YANG JUNGWONWhere stories live. Discover now