06 : Hal Kecil

425 51 3
                                    

Happy Reading

*
*
*

Juhan terbangun dari tidurnya. Mata itu terbuka perlahan menyesuaikan terang cahaya lampu. Seketika kepalanya terasa pening mencoba mengingat dimana dirinya saat ini.

Menghela nafas kecil sesaat setelah menyadari dirinya berada di rumah sepupunya sekarang.

Perubahan Juhan menjadi Aksara atau sebaliknya itu hal biasa bagi keduanya. Aksara biasanya akan keluar ketika Juhan dalam keadaan lelah atau saat emosinya tidak stabil.
Sedangkan Juhan sendiri akan kembali saat bangun dari tidur setelah Aksara keluar. Semudah itu.

Perlahan Juhan duduk di tepi ranjang sekedar mengumpulkan nyawa. Menoleh ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul 07.10 malam. Entah berapa lama dia tertidur.

Beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah selesai dengan kegiatannya, Juhan mulai membereskan barang dan tas sekolahnya, setelah itu berjalan keluar.

Saat pintu kamar terbuka, tepat sekali Sevan juga baru keluar dari kamarnya.

"Eh, baru bangun Aksa?" tanya Sevan.

"Juhan, Bang" jawab Juhan tanpa ekspresi.

"O-oh Juhan, yaudah yok turun kita makan malem, Mama udah manggil tadi!" ajak Sevan merangkul pundak Juhan.

Juhan menggeleng menatap yang lebih tua.

"Juhan mau langsung pulang aja bang" ucap Juhan sembari mereka menuruni tangga.

"Lho kenapa? makan malem dulu aja Han, habis itu baru pulang, nanti biar Abang yang anter"

"Engga Bang, Juhan bisa makan di rumah nanti" tolak Juhan lagi.

Sampai di lantai bawah sudah ada Bianca, Lino, dan Heikal.

"Eh anak mama udah turun. Yok makan mal- lho Juhan kok tasnya dibawa?" ucapan Bianca sempat terhenti saat melihan Juhan membawa barang dan tas sekolahnya.

"Dibilangin bandel Juhannya Mah, masa mau langsung pulang, mau makan di rumah aja katanya!" celetuk Sevan mendudukkan dirinya di kursi makan.

"Yah, padahal Mama kan udah masak daging kesukaan Juhan" ucap Bianca dengan raut dibuat sedih.

"Duduk dulu yuk, kita makan bareng. Kenapa buru-buru banget sih Han?" Lino bertanya pada Juhan.

"Heem tuh buru-buru amat, lagian gak ada yang nyariin jug—"

"Sev!" tegur Heikal. Mulut Sevan bahaya sekali.

Juhan tertunduk tersenyum sendu
"Udah ditunggu temen Pah di rumah, mau ambil buku yang sempet Juhan pinjem" jelas Juhan.

Bohong. Alasanmu sangat basi Juhan.

"Kalo gitu ini makanannya sebagian Juhan bawa ya! harus mau pokoknya, gak boleh nolak! makan yang banyak! kalo ada temenmu makan bareng mereka, atau kalo Kakakmu ada yang mau juga gapapa, ini makanan kesukaan mereka juga kan" perintah Bianca panjang lebar sembari menyiapkan makanan yang hendak Juhan bawa.

Juhan yang mendengar itu hanya bisa mengangguk singkat, tidak enak jika menolakpun.

"Yaudah ayo biar Abang anter, soalnya Abang juga sekalian mau ambil berkas di kantor" ajak Heikal pada Juhan.

"Gak usah bang, Juhan bisa pulang sendiri. Abang lanjut makan aja" tolak Juhan.

"Abang anter atau ngga usah pulang sekalian?"

Akhirnya Juhan hanya bisa mengangguk mengiyakan percuma menolak. Dihadiahi cungkan jempol oleh Heikal. Lagian mana tega Heikal liat Juhan pulang sendiri malam-malam begini. Dia tahu persis kondisi Juhan seperti apa, apalagi Aksara yang sempat keluar siang tadi. Itu tandanya kondisi Juhan tidak terlalu baik sekarang.

JUHAN & AKSARANYA ||  YANG JUNGWONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang