BAB 32

11.2K 796 17
                                    

MAAF YA CERITANYA TIDAK JELAS, TIDAK NYAMBUNG, DAN TIDAK MASUK DIAKAL. NAMANYA JUGA NGARANG.

YANG TIDAK SUKA SILAHKAN SKIP.

☠☠☠

Hal menyenangkan bagi sebagian murid laki-laki adalah duduk di depan kelas sambil memperhatikan para siswa siswi berlalu lalang. Itu yang sekarang dilakukan oleh Lintang dan beberapa teman sekelasnya, mengangkat beberapa kursi ke depan kelas.

Tak lupa melempar godaan dan candaan jika yang lewat adalah seorang siswi cantik, dan jika yang lewat seorang laki-laki mereka akan mengata-ngatainya.

Ketika teman-temannya melempar godaan pada seorang siswi cantik yang lewat, Lintang memilih diam saja. Ia tak tertarik melakukan hal yang sama. Lintang lebih tertarik memikirkan kejadian yang dialaminya bersama Ajeng semalam.

Lintang tidak tahu apa yang dilakukan oleh Ajeng, sehingga mereka akhirnya bisa keluar dari tempat itu. Saat ia bertanya pada Ajeng, gadis itu hanya tersenyum tipis sebagai jawaban.

Dan ternyata, ia dan Ajeng tersesat di dunia para arwah itu selama enam jam. Sangat lama. Padahal awalnya ia mengira hanya sekitar satu jam- an saja, tetapi ternyata lebih lama dari perkiraannya. Andaikan ia dibuat tersesat selamanya di tempat itu, pasti sekarang tidak akan ada lagi sosoknya di dunia ini. Hanya tertinggal namanya saja. Lintang bergidik ngeri membayangkannya.

Namun, dari kejadian semalam, ada yang membuatnya bahagia. Saat Ajeng memegang tangannya dan tersenyum manis padanya. Tangan lembut gadis itu saat memegang tangannya, masih sangat terasa sampai sekarang. Dan lagi, Ajeng membiarkannya mengelus pipi halus tanpa celah yang dimiliki oleh gadis itu.

Bayangan senyuman manis gadis itu selalu terbayang-bayang dipikirinya hingga detik ini. Membuat Lintang menarik sudut bibirnya membentuk senyuman tipis. Tak ketinggalan, jantungnya juga kembali menggila.

Jatuh cinta ternyata semenyenangkan ini.

Lintang tidak menyadari jika Lian yang duduk di sebelahnya, sejak tadi memperhatikannya. Dahi Lian mengerut saat melihat senyum yang jarang di perlihatkan oleh temannya itu. Mulai menebak-nebak, hal apa yang membuat Lintang menjadi seperti itu.

Satu nama tiba-tiba muncul di benaknya, membuatnya mengangguk ngangguk mengerti.

Pasti karna Ajeng.

Karna semenjak kehadiran gadis itu, temannya yang terkenal dingin, datar dan cuek pada perempuan, seketika berubah. Sering terlihat tersenyum sendiri, seperti orang tidak waras. Dulu, sebelum kehadiran gadis itu, mana pernah Lintang bermurah hati memamerkan senyumnya. 

Satu lagi, Lian juga pernah mendapati Lintang menulis nama gadis itu di bukunya disertai dengan gambar berbentuk love-love kecil di sekeliling tulisannya. Laki-laki datar seperti Lintang ketika sedang jatuh cinta, ternyata bisa lebay juga.

Tiba-tiba Lintang menoleh kesamping dan senyumnya seketika berganti menjadi datar, ketika mendapati Lian tengah mantapnya dengan tatapan menggoda.

“Apa?” Tanya Lintang dengan sebelah alis terangkat.

“Lo kenapa, dari tadi gue perhatiin, lo senyum-senyum sendiri?” Sahut Lian dengan tatapan ingin tahu.

“Kenapa kalau gue senyum? Ada masalah?”

AJENG (COMPLETED)Where stories live. Discover now