BAB 24

10.4K 757 4
                                    

Masih flashback,

Selama setahun berada di kelas X, hanya berisi dengan bullyan dan penyiksaan yang diterima oleh Ajeng. Dan sepertinya akan terus berlanjut meski ia sudah duduk di bangku kelas XI. Berita buruknya, Ajeng berada di kelas yang sama dengan Kyla. Orang yang tidak pernah bosan melakukan perundungan padanya.

Awalnya, Ajeng mengira Kyla dan yang lainnya akan bosan jika terus membullynya. Tapi, ternyata dugaannya salah, perempuan itu semakin bertindak seenaknya saja.

Seperti sekarang, saat jam istirahat tengah berlangsung, Kyla dan teman-teman sekelas yang lain, lagi dan lagi membully Ajeng. Kali ini mereka beramai-ramai membawa Ajeng ke belakang sekolah dan sengaja menyiram Ajeng dengan air comberan.

Tak hanya itu, mereka juga melemparnya dengan telur busuk. Setelah itu, mereka meninggalkan Ajeng yang seluruh tubuh dan pakaiannya sudah kotor dan berbau.

Sungguh, Ajeng terlihat sangat menyedihkan.

Ajeng berdiri kaku di tempatnya, menatap punggung mereka satu persatu hingga menghilang di balik tembok. “Kotor dan bau lagi.” Gumam Ajeng, menunduk memperhatikan pakaiannya.

“Bau busuk.” Celetuk hantu Mia yang tiba-tiba sudah berdiri di depan Ajeng. Hantu itu memperhatikan pakaian Ajeng yang sudah berubah warna menjadi kecoklatan dan kekuningan.

“Gue menyedihkan, ya?” Tanya Ajeng pada Mia. Hantu itu terdiam sesaat, lalu menjawab dengan suara pelan, “Sangat.”

“Ckckck, Nyebelin lo! Harusnya lo bilang, nggak!” Decak Ajeng kesal.

Mia menggeleng-gelengkan kepalanya, melihat Ajeng yang masih bisa terlihat biasa saja padahal tubuhnya sudah seperti pembuangan sampah.

“Lo ngatai gue tempat sampah?” Ajeng menatap Mia dengan tatapan datar.

“Tidak! Saya hanya bilang 'seperti pembuangan sampah’” elak Mia membela diri.

“Sama aja, bodoh!” Geram Ajeng.

"Beda, Ajeng."

"Sama aja! Dasar hantu sialan nyebelin lo!" Umpatnya, lalu pergi begitu saja.

Meninggalkan Mia yang masih menggerutu di tempatnya. “Dasar calon psikopat, aneh, tidak jelas!”

Ternyata pembullyan yang di terima oleh Ajeng hari itu, belum berakhir sampai di situ saja. Karna saat jam istirahat tengah berlangsung, Ajeng lagi-lagi di bully, dan kali ini pelakunya hanya Kyla seorang diri.

Ajeng yang saat itu tengah berada di taman, tiba-tiba di datangi oleh Kyla. Dan tanpa basa-basi, perempuan itu langsung menjambak rambut Ajeng, dan menyeretnya menuju ke belakang lab.

Setibanya di belakang lab, Kyla melepaskan jambakannya dan mendorong Ajeng dengan keras, hingga punggung Ajeng membentur tembok.

Setelah itu, Kyla mulai mengeluarkan kata-kata mencemoh dan penghinaan. Perempuan itu bahkan dengan sengaja meludahi wajah Ajeng.

“Muka lo itu pantasnya di ludahin, cuihhh,...” setelah melakukan tindakan tak terpuji itu, Perempuan itu langsung pergi begitu saja.

Ajeng yang mendapatkan perlakuan itu, hanya diam saja seraya menatap punggung Kyla yang perlahan menghilang di balik tembok.

AJENG

Ajeng berjalan di koridor yang sudah ramai, dengan langkah pelan. Seperti biasa, banyak murid menghindar dan menjauh saat melihatnya. Mereka bergidik ngeri melihat Ajeng. Banyak cemoohan dan ledekan di dengarnya, tetapi Ajeng mengabaikannya. Ajeng terus berjalan, ia tidak menoleh, tatapannya tetap lurus ke depan.

AJENG (COMPLETED)Where stories live. Discover now