"Be mine or die?"
Mendapatkan jalang yang masih perawan merupakan keberuntungan bagi seorang pria bernama Zack Calvino Alaric. Setiap inci tubuhnya membuat Zack ingin merasakan lagi dan lagi.
•••°✧°•••
⚠️ DEWASA!! BOCIL MINGGAT!!
⚠️ Gak suka? Gak u...
Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.
"KAK Zelo ... Mola dateng! Yuhu!!!"
Teriakan melengking itu terdengar sampai ke ruang makan, di mana Zero sedang memakan sarapannya. Zero sudah bisa menebak siapa yang datang. Tapi ia pura-pura tuli saja, karena kedatangan gadis kecil itu sangatlah mengganggu.
Amora Zivanka Alaric, merupakan sepupu Zero yang berasal dari luar kota. Karena kedua orang tua Amora sedang ada pekerjaan di luar negeri, dan sang oma tak bisa selalu menjaganya, Amora pasti dititipkan di sini.
Senyum gadis kecil berusia tiga tahun itu mengembang, mendapatkan kakak sepupunya. Meskipun hanya sepupu, Amora menganggap Zero kakaknya sendiri. Karena terlahir jadi anak pertama, membuat Amora menginginkan sosok kakak, dan itu adalah Zero.
"KAK ZELO!" teriaknya lagi. Amora berlari dan menerjang tubuh Zero yang masih duduk di kursi. Amora memeluknya dengan erat, seperti baru pertama kali dipertemukan.
"Lepas, Mora."
Amora berdecak kesal menerima penolakan dari Zero. "Mola kangen tau sama kakak."
"Hm."
Amora memilih untuk duduk di samping Zero, memperhatikan Zero yang kembali memakan sandwich buahnya. Apa yang Zero makan terlihat lezat sehingga Amora juga menginginkannya. "Kak Zelo makan apa? Mola mau dong." pinta Amora dengan mulut yang sengaja dibuka agar Zero menyuapinya.
"Minta sama Rina." suruh Zero. Agar Amora tak minta, Zero langsung melahap habis sandwich tersebut.
"Mbak Rina! Mola mau yang kaya kak Zelo."
"Baik, saya siapkan nona."
Setelah selesai dengan sarapan, Zero mengambil tas dan bersiap untuk pergi ke sekolah. Melihat hal itu membuat Amora buru-buru turun dan meminta Rina untuk dijadikan bekal saja.
"Kak Zelo mau sekolah ya?"
"Hm."
"Mola ... boleh ikut nda?" pinta Amora hati-hati.
"Enggak. Mora diem di rumah aja."
Amora menggembungkan pipinya tak suka. Jika ia ditinggal di rumah, Amora akan merasa bosan, apa lagi jika tak ada teman main. Meski pekerja di rumah om nya ini banyak, tetap saja rasanya berbeda.
"Mola pengen ikut kak Zelo...."
"Enggak! Kalo kakak bilang enggak ya enggak Mora! Emang kamu mau ngapain sih?"
"Mola kan juga nanti sekolah, Mola pengen tahu di sekolah itu gimana? Mola boleh ikut ya? Plisss ... Mola janji enggak nakal."
Mata Zero menyipit, curiga. Tak percaya dengan ucapan Amora. Bisa dibilang Amora itu hiperaktif, jika disamakan dengan tokoh film, Amora lebih mirip dengan Marsha. Sudah berisik, banyak tingkah lagi. Jika keinginannya tak terpenuhi, gadis kecil itu akan menangis.
