"Be mine or die?"
Mendapatkan jalang yang masih perawan merupakan keberuntungan bagi seorang pria bernama Zack Calvino Alaric. Setiap inci tubuhnya membuat Zack ingin merasakan lagi dan lagi.
•••°✧°•••
⚠️ DEWASA!! BOCIL MINGGAT!!
⚠️ Gak suka? Gak u...
اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.
ZERO, menarik Amora ke belakangnya, melindungi gadis kecil itu dari si pria besar. Takkan ia biarkan seorang pun menyentuh adiknya, atau bahkan menyakitinya.
Namun, kekuatan yang tak seimbang, membuat Zero tumbang. Mata Zero tak henti mengeluarkan air mata, Zero meringkuk, memeluk dirinya sendiri saat pria besar itu menendang perutnya. Bagaimanapun, tubuh anak-anak jauh lebih rapuh dibandingkan orang dewasa.
"Kak Zelo!" teriak Amora dengan tangis semakin histeris.
"Bocah lemah sepertimu, takkan bisa menyelamatkan siapapun." ucap si pria besar dengan kaki yang menekan kepala Zero ke aspal.
Sekujur tubuh Zero benar-benar terasa sakit, untuk membuka mata saja tak bisa. Zero mulai kesulitan bernapas, ia menahan rasa sakit dengan memeluk tubuhnya sendiri. Berdoa, agar seseorang menolongnya.
Sebuah pistol diarahkan pada seseorang dari dalam mobil. Sambil menyetir, Zack membidik mangsanya, yang berani menyiksa anak kesayangannya itu. Takkan ia biarkan selamat seseorang yang menyakiti puteranya.
Tanpa suara, sebuah peluru melesat kencang seperti angin, dan langsung mengenai kepala pria bertubuh besar itu. Seakan tahu nyawanya akan tercabut, pria besar itu mengeluarkan pisau dari dalam kantongnya, kesadaran nya mulai menghilang, tapi ia tetap mengarahkan pisau tersebut kepada Zero yang ada di bawahnya.
"Zero!!!"
Tak bisa menahan rasa sakit, perlahan mata Zero terpejam dengan tangan yang menutupi lukanya. Darah mengalir cepat dari dalam tubuhnya. Pria besar itu berhasil menusuk bagian samping perut Zero.
Zack keluar dari mobil, dengan penuh amarah ia mencekik pria besar meski nyawanya sudah hilang. Zack menembaki wajah tersebut hingga tak bersisa.
Tangan Xena gemetar melihat begitu banyak darah yang bercucuran. Dipeluknya tubuh mungil itu, tangis Xena tak bisa ditahan. Rasanya tak percaya, melihat luka-luka yang ada di tubuh mungil itu.
"Sayang, bertahanlah...."
Amora berdiri kaku di belakang Xena, tatapannya tak lepas pada Zack yang tak memberi ampun pada penjahat itu. Air matanya sudah berhenti mengalir, namun tubuhnya bergetar hebat. Amora, berada dalam ketakutan yang luar biasa. Melihat betapa mudahnya Zack menghabisi nyawa seseorang. Sangat mengerikan.
"Zack! Hentikan. Kita harus membawa Zero ke rumah sakit."
