"Be mine or die?"
Mendapatkan jalang yang masih perawan merupakan keberuntungan bagi seorang pria bernama Zack Calvino Alaric. Setiap inci tubuhnya membuat Zack ingin merasakan lagi dan lagi.
•••°✧°•••
⚠️ DEWASA!! BOCIL MINGGAT!!
⚠️ Gak suka? Gak u...
Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.
DI hari libur ini, Zero meminta Xena untuk mengajarinya berenang. Kolam di rumah Zack ada dua, yang satu dalamnya hanya 50 cm untuk anak-anak dan satu lagi, dengan kedalaman 2 meter. Dan Zero ingin bisa berenang di kolam 2 meter tersebut.
Xena sebenarnya tidak begitu bisa berenang, yang ia kuasai hanya gaya bebas, tidak dengan gaya lainnya. Bisa dibilang, Xena memang sedikit lemah dengan olahraga karena kurang menguasai teknik. Tapi bukan berarti Xena tak pernah berolahraga, jika ada waktu luang, Xena sering berlari mengelilingi taman kota dan ikut senam bersama dengan ibu-ibu di sana.
"Xena," panggil Zack yang baru saja datang, hanya menggunakan celana renang pendek, memamerkan otot perutnya yang membuat mata Xena melotot seketika.
Wajah Xena memanas melihat pemandangan itu. Jantungnya berdebar kencang saat Zack duduk di sampingnya. Menatap langit yang sedang cerah. Jujur saja, Xena mengakui ketampanan Zack sekarang. Rahan Zack begitu tegas, ditumbuhi bulu-bulu halus yang membuat Zack terlihat semakin jantan.
"Mommy ayo turun," ajak Zero yang sudah ada di kolam, dengan tangan yang bertumpu pada dinding kolam, berusaha agar dirinya tidak tenggelam.
"Baiklah, tunggu sebentar. Zack, apa kolam ini dalam?"
"Hanya dua meter,"
Mata Xena melebar, yang benar saja? Zack mengatakan cuman? Bahkan ke dalam kolam pasti melebihi tinggi badannya. Xena pasti akan kesulitan bernapas di dalam sana.
Zack ikut turun ke bawah, masuk ke dalam air lalu mengulurkan tangannya, bermaksud untuk membantu Xena. Dan wanita itu menerimanya dengan ragu. Zack menahan pinggang Xena saat wanita itu malah mengalungkan tangannya di leher.
"Mommy, ayo ajari Zero." Zero mendengus kesal karena merasa diabaikan oleh mereka berdua. Padahal ia yang tadi pagi mengajak berenang tapi mereka malah saling tatap-tatapan.
"A-ah ... iya," Xena tersadar dan langsung melepaskan tangannya, menghampiri Zero dengan tubuh melayang di air.
"Ulurkan tangan Zero, lalu kepalanya masuk ke dalam air, tahan sebisa mungkin, terus kakinya digerakan ke atas bawah. Zero ngerti?"
"Ngerti,"
Xena menarik tangan Zero perlahan dan berjalan mundur, baru saja bergerak satu meter dari tempat Zero semula, Zero sudah kehabisan napas, dan sekarang memeluk Xena dengan napas memburu.
