💕Forgive me💕

Start from the beginning
                                        

Sementara ia tahu, Calvin juga masih berharap tinggi pada sang mantan. Bukankah mereka juga memiliki impian yang sama? Lantas mengapa Calvin bisa berbuat selancang ini? Shena tidak habis pikir. 

"Maaf." Hanya itu kata yang bisa keluar dari bibir Calvin setelah pening otaknya merangkai kalimat yang bisa meredam emosi Shena. 

"Brengsek! Sepertinya Aku harus berusaha lebih keras lagi buat mengakhiri pernikahan nggak berguna ini." Yang Shena tahu, pernikahan  ini adalah jaminan mengenai hutang keluarganya. Karena yang sesungguhnya terjadi, Pak Sam sendiri yang meminta Shena sebagai jaminan supaya ia tidak ragu memberikan modal 2 milyar itu untuk Pak Pras. 

Ah, andaikan perempuan berambut golden brown tersebut tahu yang sebenarnya. Ia mungkin sudah menyewa roket untuk segera mengungsi ke luar angkasa. 

"Aku ngaku salah! Aku minta maaf. Iya, aku udah ngelakuin yang nggak-nggak semalem. Tapi cuma sampai—"

"Cuma?" Mata Shena memicing. Daripada disebut sebagai permintaan maaf, Calvin lebih menekankan pembelaan diri. Ia tidak mengakui kesalahan secara tulus menurut Shena. 

"Udahlah, Vin. Aku udah muak banget sama  pernikahan ini. Jika di luar sana perselingkuhan bisa membuat rumah tangga hancur. Maka tidak ada salahnya aku melakukan itu untuk tujuan kita. Iya, kan? Kamu juga masih mengharapkan kekasihmu itu! Kenapa kamu malah berbuat seperti —"

Calvin meraih tangan Shena secara spontan. Bahkan ia memilih untuk kembali duduk di hadapan Shena. Sepertinya halnya anak kecil yang merengek menginginkan mainan mahal, seperti itulah Calvin sekarang. Ia sudah mulai mengibarkan bendera untuk menyerah menginginkan Clara kembali. Sempat terbesit tentang rencana Calvin yang mencoba untuk mengakhiri pertengkaran ini secara perlahan. 

"Maafin aku, Shena. Oke, aku salah melakukan itu sama kamu. Aku sadar diri kalau aku ini brengsek. Tapi … kamu salah jika berpikir aku masih mengharapkan Clara." Alih-alih kembali memaki, justru Shena kini tertawa lebar dengan kedua sudut mata yang masih basah.

"Calvin yang aku kenal nggak bisa semudah itu melupakan masa lalunya."

"Jangan halangi aku. Minggir atau tulang-tulangmu itu menjadi salah satu menu di Bento Geprek!" 

"Nggak, sebelum kamu maafin aku!" Shena berusaha menyeret manusia besar itu yang masih enggan melepas lengannya. Sampai ke pintu apartemen, Calvin tetap bersikukuh untuk tidak membiarkan istrinya pergi sebelum permintaan maaf itu diterima. 

"Maaf, maaf, maaf. Lihat, aku sudah minta maaf 'kan?" Wajah kusut Calvin semakin kusut ketika Shena tak lekas memberinya maaf. Perempuan itu tampak jengah ketika langkahnya sudah berhasil keluar dari apartemen. Sementara Calvin tetap berada di posisinya seperti budak memohon ampun pada Sang Tuan.  

"Shen …."

"Kasih aku maaf."

"Kita dulu pas kecil 'kan temenan akrab sebelum perang itu terjadi. Ya, kan? Aku yang beliin kamu salad buah, setup, dan permen karet kesukaan kamu. Ingat, kan?" Calvin yang memang seseorang dengan karakter gigih berambisi tak semudah itu melepaskan Shena pergi. Ia hanya perlu kesalahannya dimaafkan supaya pikirannya tidak terlalu banyak menyimpan beban.

"Kamu mau apa, Shen? Kamu mau aku ngelakuin apa supaya bisa maafin aku? Kamu mau aku keliling apartemen sambil boxeran? Ayo, aku jabanin!" Seperti anak anjing, mata Calvin mengedip lambat.  Berharap Shena segera luluh dengan sikap manisnya itu. 

"Risih, Vin. Lepasin!" Shena memandang ke bawah, di mana seekor anak anjing sedang menampilkan puppy eyes untuk merebut hati majikannya. 

"Nggak, nggak, nggak. Aku bakal tetep kayak gini sampai kamu maafin aku. " Mati-matian Shena menahan malu karena aksi Calvin sedari tadi berhasil menarik perhatian penghuni Bess Mansion dari unit lain. Mereka bukannya meledek, tetapi justru berbisik-bisik dengan kekehan tawa kecil karena memaklumi pasutri  konyol itu. 

"Kesalahanmu itu terlalu fatal, Vin.  Nggak cukup kalau ditebus hanya dengan sekedar uang 1 milyar. "

"Harga diriku terlukai, kehormatanku ternodai. Kamu pikir aja seperti apa harga yang pantas untuk menebusnya." 

"Jangan pikir karena kamu mampu dalam segala hal, bisa seenaknya sendiri memperlakukan seseorang. Aku kecewa dan ini tidak bohong!" Pada akhirnya genggaman dari tangan Calvin mengendur perlahan. Ini kali pertamanya ia menjadi sangat buruk di mata seseorang terlepas itu adalah Shena musuh abadinya. Karena selama ini ia selalu memiliki kesan baik terhadap siapapun orang yang mengenalnya. Terlihat dari sifatnya yang dermawan, suka membantu, sopan terhadap yang lebih tua, dan memuliakan orang-orang pinggiran dengan bantuan sosial yang tiap tiga bulan sekali ia lakukan. 

Namun, semua itu tidak berarti apapun di mata Shena– istrinya sendiri.

"Oke, karena aku mampu dalam segala hal. Semua yang aku bisa bakal kulakuin demi mendapat maaf darimu." Manik coklat itu mengunci pandangannya pada sang istri yang perlahan mulai menjauh. Tekad kuatnya berkumpul bersama dengan kegigihan serta ambisiusnya untuk merangkai rencana besar. 

💕💕💕

Bersambung....

Hay, makasih banyak yang udah mampir ke lapak ini. Tapi jangan lupa kasih votenya dong hehe. Beri komentar terrrbaik kalian untuk si anak anjing dan majikannya itu hehe.

Hehe, jadi kira2 rencana besyar apa yang bakal dilakuin sama Pak Bos? Masak iya mau gelar kuliner seblak 7 hari 7 malam?😆

Oke bye-bye, See you hari Jumat

#fcp
#fazawritingmarathon
#eventmenulisfaza
#Marriagelife
#Day16(Rabu)
FazaCitra_Production


From Enemy to be PasutriWhere stories live. Discover now