-35-

24 6 1
                                    

Gelanggang Ormanic, tempat berlangsungnya Overleven.

Padang luas terhampar dengan ribuan manusia berdiri serentak mendengar terompet tanda masuknya sang Raja dibunyikan. Bersamaan dengan sang Raja, para orang terpercaya Raja juga masuk bersamaan dengannya. Para Dodeka Agrios dengan gagahnya memasuki tempat yang telah disediakan khusus untuk mereka.

Orang-orang bertepuk tangan, bangga dapat menyaksikan sang Raja dengan orang-orang kuat lainnya di negeri Kala. Beberapa orang meneriakkan nama Raja dengan gembira, sebagian orang memanggil nama para peserta yang mereka andalkan. Seperti layaknya kompetisi, semua orang memiliki jagoannya sendiri-sendiri.

Sementara para Dodeka Agrios duduk di samping Raja Mengesha dengan tatapan berbeda-beda. Bagaimanapun juga mereka tetap ingin mendapatkan keistimewaan untuk dapat menikahkan puteranya dengan puteri Raja.

Sang Raja bangkit dari kursi duduknya, mendekat ke arah altar yang dapat dilihat oleh seluruh orang di gelanggang Ormanic.

Ini adalah saatnya Raja Mengesha membuka pergelaran dengan pidatonya.

***

"Selamat datang untuk kalian semua di kompetisi kebanggaan kita semua. Overleven. Ini adalah gelaran kompetisi yang selalu dinantikan oleh seluruh masyarakat, gelaran yang dapat merubah nasib beberapa orang dan mewujudkan keinginan yang sebelumnya kalian pikir tidak mungkin. Sebagai seorang raja, aku mendoakan yang terbaik untuk kalian semua. Junjung tinggi nilai kejujuran serta sikap kesatria di setiap pertandingan yang akan diselenggarakan beberapa saat lagi. Terima kasih dan selamat berkompetisi!"

Sambutan Raja Mengesha diamini tepuk tangan yang gemuruh dari orang-orang yang hadir. Semua amat bahagia ketika akhirnya kompetisi ini benar-benar bergulir. Kompetisi yang nantinya dapat mengubah serta mewujudkan keinginan tiap orang.

Raja Mengesha duduk kembali di singgasananya. Di sampingnya juga ada Muna Mengesha, puteri pertamanya yang ikut menyaksikan gelaran Overleven ini.

Seorang lelaki dengan pakaian penuh corak berjalan ke tengah gelanggang. Ia memakai topi yang amat panjang. Tinggi topinya mencapai dua meter, di setiap sisi topinya terdapat semacam lubang menyerupai pori-pori michropone. Lelaki yang terkenal dengan kepawaiannya berkata-kata, Announcer Kid.

Announcer Kid berjalan masuk ke tengah gelanggang yang melingkar luas. Ia menarik napas dan melepaskannya. Memandang ke sekelilingnya lagi, kemudian menarik napas kembali lalu membuangnya sekali lagi.

"KALIAN SEMUA SIAP?!" Announcer Kid melantangkan suaranya.

Semua orang menjawab dengan gemuruh yang semakin menggema.

"Kita akan segera memulai pertandingan pertama dari kompetisi Overleven ini. Untuk menjadi pengetahuan umum, kompetisi ini dilaksanakan dan dapat diikuti hanya oleh putera pertama dari setiap keluarga yang ada di negeri Kala. Tidak ada batasan, semuanya bisa mengikuti Overleven dari berbagai kasta dan kalangan. Jadi, apa kalian semua SIAP?!"

Para penonton semakin bergemuruh. Menggelorakan berbagai macam nama yang hendak bertanding, meneriakkan satu kata yang sama dalam iringan waktu yang serentak.

MENANG!

***

Istana Candramaya, Kediaman Keluarga Candramaya

Tory terbangun dari tidurnya yang cukup lelap. Ia membuka mata dan berusaha menyadari apa yang terjadi padanya. Ia sudah terbangun di sebuah kamar yang sangat nyaman. Ia masih berusaha mengingat apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya. Akhirnya ia ingat jika ia sedang berada di kediaman keluarga bernama Candramaya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Tale Of GaléTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang